Senin, 10 Januari 2022

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

PEMANFAATAN SMARTPHONE DALAM RANGKA MEMBANGUN

EKOSISTEM PENDIDIKAN DIGITALISASI UNTUK PESERTA

DIDIK DALAM MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR

 

Penulis : Mohamad Nurokhudin, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 4

SMK Negeri 2 Songgom

 

A.      LATAR BELAKANG

Upaya mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) terus dilakukan mulai dari himbauan menjaga protokol kesehatan dengan sangat ketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pemberian sanksi/denda bagi yang melanggar protokol kesehatan. Proses belajar mengajar yang biasanya dilaksanakan di sekolah secara luring, hingga sekarang masih harus tetap dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran daring (online) dan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Namun seiring berjalannya waktu dan menurunnnya kasus Covid-19 melalui surat keputusan bersama 4 mentri tahun 2021 tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Corona Virus Diseae (Covid-19) satuan pendidikan diijinkan untuka melaksanakan pembelajaran tatap Muka terbatas dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran blended learning atau perpaduan daring dan luring masih kurang efektif dan tak luput dari berbagai permasalahan. Siswa mengalami loss learning. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan motivasi belajar anak yang menurun selama pembelajaran jarak jauh menjadi malas belajar. Di situasi ini, guru mendistribusikan informasi dan komunikasi hanya satu arah. Guru juga mulai merasa lelah karena berada di depan laptop selama berjam-jam dalam rangka merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta selalu mengingatkan siswa yang belum menyelesaikan tugas yang diberikan. Begitu juga orangtua siswa yang mengeluh tidak bisa mendampingi anak belajar di rumah. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan suatu strategi agar pembelajaran blended learning atau pembelajaran perpaduan daring dan luring bisa berlangsung secara efektif dan menyenangkan. Bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan saja melainkan juga pembentukan sikap disiplin dan tanggung jawab.

Setiap guru pastinya mempunyai tantangan masing-masing dalam menghadapi murid-muridnya karena adanya keunikan individu pada setiap kelas. Pernahkan kita merasa bahwa tantangan untuk mengelola sebuah kelas seperti tiada akhir? Selain mengurus banyak hal dalam sebuah kelas mulai dari membuat rencana pengajaran, membawakan kegiatan, hingga mengevaluasi kelas, kita juga harus bisa mengatur perilaku murid di dalam kelas. Sebagai seorang guru pastinya kita ingin memberikan yang terbaik kepada murid-murid kita.

Saya pribadi percaya bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan pengajaran yang menggunakan aturan, prosedur, dan rutinitas untuk meyakinkan bahwa semua murid bisa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang mereka lakukan. Sementara Institusi Pendidikan harus tertatih-tatih untuk mendesain ulang kegiatan pembelajaran bagi semua usia dari rumah. Sisi baiknya, Tekanan yang didapatkan baik secara individual, organisasi maupun masyarakat secara umum dalam menghadapi pandemi dan krisis kali ini justru dapat mempercepat proses perwujudan masyarakat industri 4.0.


Di masa sekarang, Pendidikan bukanlah lagi persoalan mentransfer pengetahuan secara eksplisit dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita perlu untuk melihat kembali standar pendidikan kita dengan suatu kerangka berpikir yang menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Hal ini tidak akan diperoleh hanya dengan mengubah proses pembelajaran yang dari papan tulis menuju papan virtual, dari kelas konvensional menuju kelas online.

Kita perlu secara radikal mentransformasi cara kita belajar dan mengajar keterampilan yang selama ini dilakukan, dari pembelajaran satu arah dan berorientasi hafalan menuju pembelajaran yang bersifat personalisasi, mengedepankan keterampilan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan utuk menumbuhkan minat literasi siswa yaitu dengan cara menerapkan budaya positif literasi digital. untuk membangun ekosistem pendidikan digitalisasi peserta didik dalam mewujudkan merdeka belajar dengan cara menggali potensi siswa seperti 1) Mengidentifikasi semua potensi murid (define), 2) Menemukan sendiri (discovery) potensi atau kekuatan yang dimilikinya, 3) Melihat kemungkinan apa saja yang bisa diraih atau dicapai (dream) dengan membayangkan kemungkinan yang akan dicapai dimasa akan dating, 4) Menyusun rancangan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meraihnya (design) dan 4) Memastikan apa yang diimpikan dapat tercapai (destiny atau deliver).


Berdasarkan latar belakang tersebut maka saya maka saya ingin mengimplementasikan Budaya Positif “Pemanfaatan smartphone dalam rangka membangun ekosistem pendidikan digitalisasi untuk peserta didik dalam mewujudkan merdeka belajar”

 

B.       TUJUAN AKSI NYATA

Tujuan aksi nyata yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1.         Terciptanya budaya positif dalam digitalisasi pendidikan

2.         Menumbuhkan budaya literasi digital yang positif

3.         Menumbuhkan kejujuran dan rasa tanggung jawab

4.         Menumbuhkan profil pelajar pancasila (mandiri, kreatif dan bernalar kritis)

 

C.      DESKRIPSI AKSI NYATA

Aksi nyata ini akan saya terapkan di SMK Negeri 2 Songgom kabupaten Brebes. Adapun kegiatan aksi nyata akan saya fokuskan pada disiplin positif dan kesepakatan kelas dalam proses pembelajaran di kelas (baik saat luring atau pun  daring). Disiplin positif ini disusun bersama antara guru dengan Murid, dan lebih banyak  Murid sendiri yang menentukan, tentu dengan arahan guru. Disini guru menempatkan posisinya sebagai control manager. Murid diarahkan untuk  memunculkan usulan, ide, dan gagasannya tentang bagaimana mewujudkan kelas yang  nyaman, sekaligus disiplin, dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan  yang saya lakukan adalah dengan memberikan stimulus kepada siswa, dengan menggunakan Inkuiri apresiatif sebagai sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu kelas dalam mengembangkan perilaku melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Tahapan-tahapan BAGJA yaitu sebagai berikut:

1.      B (Buat Pertanyaan)

a.         Apa yang paling menyenangkan dalam proses belajar daring di sekolah selama ini?

b.        Apakah peserta didik senang dengan cara mengajar guru di sekolah selama daring ? Sebutkan alasannya ?

c.         Apakah peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar di kelas selama daring?

d.        Bagaimana dengan orang tua, apakah membantu peserta didik dalam belajar selama daring ? Coba Ceritakan !

e.         Bagaimana memaksimalkan materi pembelajaran yang disampaikan pada saat pandemi?

f.         Media apa yang bisa digunakan oleh siswa dan guru sebagai alternatif dari pembelajaran berbasis kertas ?

g.        Bagaimana memotivasi peserta didik yang hanya absen saja untuk bisa aktif belajar ?

h.        Bagaimana meningkatkan budaya literasi peserta didik sementara siswa tidak hadir ke sekolah? 

i.          Bagaimana membiasakan penumbuhan karakter baik di lingkungan sekolah tentang keberadaan e-learning? 

Disini saya melakukan sosialisasi kepada guru, orang tua/wali murid dan kepada siswa langsung

 

2.      A (Ambil Pelajaran)

a.         Pandemi ini mengajarkan peserta didik dan guru meningkatkan kemampuan dibidang IT.

b.        Pembelajaran digitalisasi memberikan waktu belajar yang lebih fleksibel.

c.         Adanya komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik karena bisa memonitor performa belajar.

d.        Menghemat biaya pembelajaran jika dilakukan dengan digitalisasi.

e.         Masa pandemi kita diajarkan tidak boleh bersentuhan secara langsung dan harus menjaga jarak

f.         Guru dan peserta didik sangat membutuhkan tempat untuk meletakkan modul, buku, atau bahan dalam proses KBM yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja oleh peserta didik.

Disini saya membagikan angket online kepada siswa guru, dan orang tua/wali murid.

3.      G (Gali Mimpi Bersama)

a.         Bagaimana upaya kita untuk mewujudkan pembelajaran berbasis digitalisasi yang efektif ?

b.        Apakah kebiasaan baru yang mungkin akan terjadi jika kita bayangkan sekolah mempunyai e-learning yang bisa diakses bebas kapan saja dan dimana saja ?

c.         Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia untuk sekolah bisa menerapkan pembelajaran digitalisasi ?

Disini saya mendesain pembelajaran berbasis online atau digital untuk membantu peserta didik dan guru dalam menunjang merdeka belajar.

4.      J (Jelaskan Rencana)

a.         Siapa yang akan mengakses pembelajaran digitalisasi selama pandemi ?

b.        Apakah guru dan peserta didik mempunyai gawai (laptop atau smartphone)?

c.         Bagaimana mengukur kemampuan dan melanjutkan langkah membuat pembelajaran online untuk mewujudkan pembelajaran digitalisasi ?

d.        Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan kontribusi membantu terwujudnya perubahan adanya merdeka belajar di sekolah?

e.         Apa langkah-langkah kecil yang diperlukan?

f.         Apa langkah besar (motivasi, terobosan, berani) untuk memperbesar terwujudnya perubahan dengan melahirkan pembelajaran digital sekolah?

Disini saya melakukan workshop kepada peserta didik dan Guru dengan melakukan aktivasi akun belajar.id dan menggunakan Google for education sebagai langkah awal.

5.      A (Atur Eksekusi)

a.         Siapa yang akan terlibat mewujudkan rencana pembelajaran Literasi digital sekolah?

b.        Bagaimana cara mengkomunikasikan dan melaporkan kemajuan pembelajaran Literasi digital sekolah?

c.         Siapa yang akan bertanggungjawab untuk menindaklanjuti/memberikan umpan balik dengan hadirnya pembelajaran literasi digital sekolah?

d.        Siapa yang akan memonitor batas waktu pembelajaran literasi digital sekolah?

Disini saya melibatkan semua elemen sekolah yaitu peserta didik, guru, kepala sekolah, orang tua/wali murid, dan lain-lain.

 

D.      TOLOK UKUR KEBERHASILAN

1.      Terciptanya budaya positif dalam digitalisasi pendidikan

2.      Terciptanya budaya literasi digital yang positif

3.      Tumbuhnya kejujuran dan rasa tanggung jawab pada siswa

4.      Orang tua siswa mau dan mampu mendampingi anaknya dalam belajar menggunakan pembelajaran digitalisasi sebagai budaya positif memupuk literasi.

5.      Siswa dan guru mampu menggunakan manajemen sistem pembelajaran digitalisasi dengan baik.

6.      Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid karena murid bisa download modul, tugas, melihat video penjelasan guru, dan lain-lain dengan fleksibel.

7.      Terwujudnya visi murid merdeka dan merdeka belajar.

8.      Terwujudnya profil pelajar pancasila (mandiri, kreatif dan bernalar kritis)


 

E.       TANTANGAN KEGIATAN

1.      Pembelajaran dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dilaksanakan secara daring, pembelajaran luring hanya untuka pembelajaran produktif (Praktek) sehingga kurang maksimal dalam melakukan aksi nyata.

2.      Jumlah rekan kerja yang membantu kegiatan aksi nyata sedikit karena ada aturan sistem kerja baik ASN dan Non ASN melakukan WFH atau bekerja dari rumah, namun sekolah melakukan kebijakan tetap melaksanakan piket guru dengan jadwal yang ditentukan sehingga jumlah guru yang hadir setiap harinya terbatas, dan calon guru penggerak berkolaborasi dengan rekan sejawat yang piket pada hari tersebut saja.


F.       PROGRAM TINDAK LANJUT

Calon guru penggerak akan melaksanakan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah disemester depan ditahun ajaran baru 2021/2022, dengan metode baru melalui quisioner google form dan didiskusikan baik via daring maupun tatap muka dan berkolaborasi bersama rekan teman sejawat agar poin-poin kesepakatan kelas yang dibuat mendukung program, visi dan misi sekolah serta khususnya visi murid impian.


G.      DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

1.      Kepala sekolah dalam memberikan dukungan dan motivasi dalam melaksanakan aksi nyata

2.      Sarana dan prasarana sekolah

3.      Orang tua atau wali murid dalam memberikan dukungan dan pengawasan proses aksi nyata

4.      Teman sejawat dalam berkolaborasi pelaksanaan aksi nyata


H.      LINIMASA TINDAKAN

1.      Tanggal 20 s/d 24 Desember 2021

Penyusunan Lembar kerja Aksi nyata (Lampiran 1) dan Sosialisasi program (Lampiran 2)

2.      27 s/d 31 Desember 2021

Menyusun jadwal, Pengenalan budaya positif dan Penjelasan langkah-langkah kegiatan (Lampiran 3)

3.      03 s/d 06 Januari 2022

Pelaksanaan aksi nyata budaya positif (Lampiran 4)

4.      13 s/d 17 Januari 2022

Laporan Hasil Aksi Nyata

 

I.         HASIL AKSI NYATA

Hasil aksi nyata dalam membangun ekosistem pendidikan digitalisasi untuk peserta didik dalam mewujudkan merdeka belajar dengan membuat pembelajaran digitalisasi. Adapun hasil aksi nyata dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1.         Orang tua siswa mau dan mampu mendampingi anaknya dalam belajar menggunakan pembelajaran digitalisasi sebagai budaya positif untuk memupuk budaya literasi yang positif.

2.         Siswa dan guru mampu menggunakan manajemen sistem pembelajaran digitalisasi dengan baik.    

 

 


 

Lampiran 1: Lembar Kerja Aksi Nyata

 

 

No

Lini masa

Kegiatan

Indikator

Catatan

1.

20 s/d 24

Desember 2021

Penyusunan Lembar kerja Aksi nyata dan Sosialisasi program

Tersusun lembar kerja dan terlaksana sosialisasi program kepada warga sekolah

Terlaksana dengan baik dan lancar

2.

27 s/d 31

Desember 2021

1.      Menyusun jadwal

 

2.      Pengenalan budaya positif

 

 

3.      Penjelasan langkah-langkah kegiatan

-       Tersusun Jadwal Aksi Nyata

-       80% warga sekolah mengenal budaya positif

-       Terlaksana Sosialisasi kepada warga sekolah

Terlaksana dengan baik dan lancar

3.

03 s/d 06

Januari 2022

Pelaksanaan aksi nyata budaya positif

Terlaksana Budaya positif melalui pembelajaran blended learning baik secara  daring/luring

Terlaksana dengan baik dan lancar

4.

13 s/d 17

Januari 2022

Laporan hasil Aksi Nyata

Tersusun laporan hasil Aksi Nyata

Terlaksana dengan baik dan lancar

 

 


 

Lamnpiran 2: Sosialisasi Program

Sosialisasi Kepada Kepala Sekolah dan Guru

 



 Sosialisasi kepada komite sekolah


 

Sosialisasi kepada orang tua/ wali murid




Sosialisasi kepada siswa 


 

 

Lampiran 3: Jadwal Aksi Nyata

 

No

Lini masa

Kegiatan

Indikator

1.

20 s/d 24

Desember 2021

Penyusunan Lembar kerja Aksi nyata dan Sosialisasi program

Tersusun lembar kerja dan terlaksana sosialisasi program kepada warga sekolah

2.

27 s/d 31

Desember 2021

4.      Menyusun jadwal

 

5.      Pengenalan budaya positif

 

 

6.      Penjelasan langkah-langkah kegiatan

-       Tersusun Jadwal Aksi Nyata

-       80% warga sekolah mengenal budaya positif

-       Terlaksana Sosialisasi kepada warga sekolah

3.

03 s/d 06

Januari 2022

Pelaksanaan aksi nyata budaya positif

Terlaksana Budaya positif melalui pembelajaran blended learning baik secara  daring/luring

4.

13 s/d 17

Januari 2022

Laporan hasil Aksi Nyata

Tersusun laporan hasil Aksi Nyata

 

 

 Lampiran 4: Pelaksanaan Aksi Nyata Budaya Positif (Digitalisasi proses pembelelajaran)

 

Pelaksanaan Aksi Nyata Kesepakatan Kelas (Metode Luring)





Contoh poster kesepakatan kelas (Metode Daring)

 



Tampilan Kelas Online (Daring) Melalui Google Clasroom

 



  

Tampilan Blog pribadi untuk pembelajaran

https://pak-noer.blogspot.com/

 


 Tangkapan layar chanel youtube pembelajaran Matematika

https://www.youtube.com/user/nur599/videos

 


 video dokumentasi AKSI NYATA: 




 Testimoni Rekan sejawat & Siswa










Tidak ada komentar:

Posting Komentar