PEMANFAATAN
SMARTPHONE DALAM RANGKA MEMBANGUN
EKOSISTEM
PENDIDIKAN DIGITALISASI UNTUK PESERTA
DIDIK DALAM
MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR
Penulis : Mohamad Nurokhudin, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 4
SMK Negeri 2 Songgom
A.
LATAR
BELAKANG
Upaya mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19)
terus dilakukan mulai dari himbauan menjaga protokol kesehatan dengan sangat
ketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pemberian
sanksi/denda bagi yang melanggar protokol kesehatan. Proses belajar mengajar
yang biasanya dilaksanakan di sekolah secara luring, hingga sekarang masih
harus tetap dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran daring (online) dan sampai
batas waktu yang belum ditentukan. Namun seiring berjalannya waktu dan
menurunnnya kasus Covid-19 melalui surat keputusan bersama 4 mentri tahun 2021
tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Corona Virus Diseae (Covid-19) satuan
pendidikan diijinkan untuka melaksanakan pembelajaran tatap Muka terbatas
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Namun dalam pelaksanaannya
pembelajaran blended learning atau perpaduan daring dan luring masih kurang efektif
dan tak luput dari berbagai permasalahan. Siswa mengalami loss learning. Hal
tersebut dapat dikaitkan dengan motivasi belajar anak yang menurun selama
pembelajaran jarak jauh menjadi malas belajar. Di situasi ini, guru
mendistribusikan informasi dan komunikasi hanya satu arah. Guru juga mulai
merasa lelah karena berada di depan laptop selama berjam-jam dalam rangka
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta selalu mengingatkan siswa yang
belum menyelesaikan tugas yang diberikan. Begitu juga orangtua siswa yang
mengeluh tidak bisa mendampingi anak belajar di rumah. Berdasarkan kondisi
tersebut, diperlukan suatu strategi agar pembelajaran blended learning atau
pembelajaran perpaduan daring dan luring bisa berlangsung secara efektif dan
menyenangkan. Bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan
saja melainkan juga pembentukan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Setiap guru pastinya mempunyai tantangan
masing-masing dalam menghadapi murid-muridnya karena adanya keunikan individu
pada setiap kelas. Pernahkan kita merasa bahwa tantangan untuk mengelola sebuah
kelas seperti tiada akhir? Selain mengurus banyak hal dalam sebuah kelas mulai
dari membuat rencana pengajaran, membawakan kegiatan, hingga mengevaluasi
kelas, kita juga harus bisa mengatur perilaku murid di dalam kelas. Sebagai
seorang guru pastinya kita ingin memberikan yang terbaik kepada murid-murid
kita.
Saya pribadi percaya bahwa hal tersebut dapat
dilakukan dengan melaksanakan pengajaran yang menggunakan aturan, prosedur, dan
rutinitas untuk meyakinkan bahwa semua murid bisa terlibat aktif dalam setiap
pembelajaran yang mereka lakukan. Sementara Institusi Pendidikan harus
tertatih-tatih untuk mendesain ulang kegiatan pembelajaran bagi semua usia dari
rumah. Sisi baiknya, Tekanan yang didapatkan baik secara individual, organisasi
maupun masyarakat secara umum dalam menghadapi pandemi dan krisis kali ini
justru dapat mempercepat proses perwujudan masyarakat industri 4.0.
Di masa sekarang, Pendidikan bukanlah lagi persoalan
mentransfer pengetahuan secara eksplisit dari satu generasi ke generasi
berikutnya, kita perlu untuk melihat kembali standar pendidikan kita dengan
suatu kerangka berpikir yang menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan
berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Hal ini tidak akan
diperoleh hanya dengan mengubah proses pembelajaran yang dari papan tulis
menuju papan virtual, dari kelas konvensional menuju kelas online.
Kita perlu secara radikal mentransformasi cara kita
belajar dan mengajar keterampilan yang selama ini dilakukan, dari pembelajaran
satu arah dan berorientasi hafalan menuju pembelajaran yang bersifat
personalisasi, mengedepankan keterampilan belajar secara mandiri dan
berkelanjutan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan utuk menumbuhkan minat
literasi siswa yaitu dengan cara menerapkan budaya positif literasi digital. untuk
membangun ekosistem pendidikan digitalisasi peserta didik dalam mewujudkan
merdeka belajar dengan cara menggali potensi siswa seperti 1) Mengidentifikasi semua
potensi murid (define), 2) Menemukan
sendiri (discovery) potensi atau
kekuatan yang dimilikinya, 3) Melihat kemungkinan apa saja yang bisa diraih
atau dicapai (dream) dengan
membayangkan kemungkinan yang akan dicapai dimasa akan dating, 4) Menyusun
rancangan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meraihnya (design) dan 4) Memastikan apa yang
diimpikan dapat tercapai (destiny atau
deliver).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka saya maka
saya ingin mengimplementasikan Budaya Positif “Pemanfaatan smartphone dalam
rangka membangun ekosistem pendidikan digitalisasi untuk peserta didik dalam
mewujudkan merdeka belajar”
B.
TUJUAN
AKSI NYATA
Tujuan aksi nyata yang dilakukan yaitu sebagai
berikut:
1.
Terciptanya budaya positif dalam
digitalisasi pendidikan
2.
Menumbuhkan budaya literasi digital yang
positif
3.
Menumbuhkan kejujuran dan rasa tanggung
jawab
4.
Menumbuhkan profil pelajar pancasila
(mandiri, kreatif dan bernalar kritis)
C.
DESKRIPSI
AKSI NYATA
Aksi nyata ini akan saya terapkan di SMK Negeri 2
Songgom kabupaten Brebes. Adapun kegiatan aksi nyata akan saya fokuskan pada
disiplin positif dan kesepakatan kelas dalam proses pembelajaran di kelas (baik
saat luring atau pun daring). Disiplin positif ini disusun bersama antara
guru dengan Murid, dan lebih banyak Murid sendiri yang menentukan, tentu
dengan arahan guru. Disini guru menempatkan posisinya sebagai control manager. Murid diarahkan
untuk memunculkan usulan, ide, dan gagasannya tentang bagaimana
mewujudkan kelas yang nyaman, sekaligus disiplin, dan mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan yang saya lakukan adalah dengan
memberikan stimulus kepada siswa, dengan menggunakan Inkuiri apresiatif sebagai
sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu kelas dalam
mengembangkan perilaku melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan
BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Tahapan-tahapan
BAGJA yaitu sebagai berikut:
1. B
(Buat Pertanyaan)
a.
Apa yang paling menyenangkan dalam
proses belajar daring di sekolah selama ini?
b.
Apakah peserta didik senang dengan cara
mengajar guru di sekolah selama daring ? Sebutkan alasannya ?
c.
Apakah peserta didik mengalami kesulitan
dalam belajar di kelas selama daring?
d.
Bagaimana dengan orang tua, apakah
membantu peserta didik dalam belajar selama daring ? Coba Ceritakan !
e.
Bagaimana memaksimalkan materi
pembelajaran yang disampaikan pada saat pandemi?
f.
Media apa yang bisa digunakan oleh siswa
dan guru sebagai alternatif dari pembelajaran berbasis kertas ?
g.
Bagaimana memotivasi peserta didik yang
hanya absen saja untuk bisa aktif belajar ?
h.
Bagaimana meningkatkan budaya literasi
peserta didik sementara siswa tidak hadir ke sekolah?
i.
Bagaimana membiasakan penumbuhan
karakter baik di lingkungan sekolah tentang keberadaan e-learning?
Disini saya melakukan sosialisasi kepada guru, orang
tua/wali murid dan kepada siswa langsung
2. A
(Ambil Pelajaran)
a.
Pandemi ini mengajarkan peserta didik
dan guru meningkatkan kemampuan dibidang IT.
b.
Pembelajaran digitalisasi memberikan
waktu belajar yang lebih fleksibel.
c.
Adanya komunikasi dua arah antara guru
dan peserta didik karena bisa memonitor performa belajar.
d.
Menghemat biaya pembelajaran jika
dilakukan dengan digitalisasi.
e.
Masa pandemi kita diajarkan tidak boleh
bersentuhan secara langsung dan harus menjaga jarak
f.
Guru dan peserta didik sangat
membutuhkan tempat untuk meletakkan modul, buku, atau bahan dalam proses KBM
yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja oleh peserta didik.
Disini saya membagikan angket online kepada siswa
guru, dan orang tua/wali murid.
3. G
(Gali Mimpi Bersama)
a.
Bagaimana upaya kita untuk mewujudkan
pembelajaran berbasis digitalisasi yang efektif ?
b.
Apakah kebiasaan baru yang mungkin akan
terjadi jika kita bayangkan sekolah mempunyai e-learning yang bisa diakses
bebas kapan saja dan dimana saja ?
c.
Sumber daya apa yang kita bayangkan akan
tersedia untuk sekolah bisa menerapkan pembelajaran digitalisasi ?
Disini saya mendesain pembelajaran berbasis online
atau digital untuk membantu peserta didik dan guru dalam menunjang merdeka
belajar.
4. J
(Jelaskan Rencana)
a.
Siapa yang akan mengakses pembelajaran
digitalisasi selama pandemi ?
b.
Apakah guru dan peserta didik mempunyai gawai
(laptop atau smartphone)?
c.
Bagaimana mengukur kemampuan dan
melanjutkan langkah membuat pembelajaran online untuk mewujudkan pembelajaran
digitalisasi ?
d.
Bagaimana agar setiap orang dalam
komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan kontribusi
membantu terwujudnya perubahan adanya merdeka belajar di sekolah?
e.
Apa langkah-langkah kecil yang
diperlukan?
f.
Apa langkah besar (motivasi, terobosan,
berani) untuk memperbesar terwujudnya perubahan dengan melahirkan pembelajaran
digital sekolah?
Disini saya melakukan workshop kepada peserta didik
dan Guru dengan melakukan aktivasi akun belajar.id dan menggunakan Google for education sebagai langkah
awal.
5. A
(Atur Eksekusi)
a.
Siapa yang akan terlibat mewujudkan
rencana pembelajaran Literasi digital sekolah?
b.
Bagaimana cara mengkomunikasikan dan
melaporkan kemajuan pembelajaran Literasi digital sekolah?
c.
Siapa yang akan bertanggungjawab untuk
menindaklanjuti/memberikan umpan balik dengan hadirnya pembelajaran literasi
digital sekolah?
d.
Siapa yang akan memonitor batas waktu pembelajaran
literasi digital sekolah?
Disini saya melibatkan semua elemen sekolah yaitu
peserta didik, guru, kepala sekolah, orang tua/wali murid, dan lain-lain.
D.
TOLOK
UKUR KEBERHASILAN
1.
Terciptanya budaya positif dalam
digitalisasi pendidikan
2.
Terciptanya budaya literasi digital yang
positif
3.
Tumbuhnya kejujuran dan rasa tanggung
jawab pada siswa
4.
Orang tua siswa mau dan mampu
mendampingi anaknya dalam belajar menggunakan pembelajaran digitalisasi sebagai
budaya positif memupuk literasi.
5.
Siswa dan guru mampu menggunakan
manajemen sistem pembelajaran digitalisasi dengan baik.
6.
Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan
dan berpihak pada murid karena murid bisa download modul, tugas, melihat video
penjelasan guru, dan lain-lain dengan fleksibel.
7.
Terwujudnya visi murid merdeka dan
merdeka belajar.
8.
Terwujudnya profil pelajar pancasila
(mandiri, kreatif dan bernalar kritis)
E.
TANTANGAN
KEGIATAN
1.
Pembelajaran dilakukan dalam
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dilaksanakan secara daring, pembelajaran
luring hanya untuka pembelajaran produktif (Praktek) sehingga kurang maksimal
dalam melakukan aksi nyata.
2.
Jumlah rekan kerja yang membantu
kegiatan aksi nyata sedikit karena ada aturan sistem kerja baik ASN dan Non ASN
melakukan WFH atau bekerja dari rumah, namun sekolah melakukan kebijakan tetap
melaksanakan piket guru dengan jadwal yang ditentukan sehingga jumlah guru yang
hadir setiap harinya terbatas, dan calon guru penggerak berkolaborasi dengan
rekan sejawat yang piket pada hari tersebut saja.
F.
PROGRAM
TINDAK LANJUT
Calon guru penggerak akan melaksanakan sosialisasi
kepada seluruh warga sekolah disemester depan ditahun ajaran baru 2021/2022,
dengan metode baru melalui quisioner google form dan didiskusikan baik via
daring maupun tatap muka dan berkolaborasi bersama rekan teman sejawat agar poin-poin
kesepakatan kelas yang dibuat mendukung program, visi dan misi sekolah serta
khususnya visi murid impian.
G.
DUKUNGAN
YANG DIBUTUHKAN
1. Kepala
sekolah dalam memberikan dukungan dan motivasi dalam melaksanakan aksi nyata
2. Sarana
dan prasarana sekolah
3. Orang
tua atau wali murid dalam memberikan dukungan dan pengawasan proses aksi nyata
4. Teman
sejawat dalam berkolaborasi pelaksanaan aksi nyata
H.
LINIMASA
TINDAKAN
1. Tanggal
20 s/d 24 Desember 2021
Penyusunan Lembar kerja Aksi nyata
(Lampiran 1) dan Sosialisasi program (Lampiran 2)
2. 27
s/d 31 Desember 2021
Menyusun jadwal, Pengenalan budaya positif dan Penjelasan
langkah-langkah kegiatan (Lampiran 3)
3. 03
s/d 06 Januari 2022
Pelaksanaan aksi nyata budaya
positif (Lampiran 4)
4. 13
s/d 17 Januari 2022
Laporan Hasil Aksi Nyata
I.
HASIL
AKSI NYATA
Hasil aksi nyata dalam membangun ekosistem
pendidikan digitalisasi untuk peserta didik dalam mewujudkan merdeka belajar
dengan membuat pembelajaran digitalisasi. Adapun hasil aksi nyata dari kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Orang tua siswa mau dan mampu
mendampingi anaknya dalam belajar menggunakan pembelajaran digitalisasi sebagai
budaya positif untuk memupuk budaya literasi yang positif.
2.
Siswa dan guru mampu menggunakan
manajemen sistem pembelajaran digitalisasi dengan baik.
Lampiran
1: Lembar Kerja Aksi Nyata
No |
Lini
masa |
Kegiatan |
Indikator |
Catatan |
1. |
20 s/d 24 Desember 2021 |
Penyusunan Lembar kerja Aksi nyata dan
Sosialisasi program |
Tersusun lembar kerja dan terlaksana
sosialisasi program kepada warga sekolah |
Terlaksana dengan baik dan lancar |
2. |
27 s/d 31 Desember 2021 |
1. Menyusun
jadwal 2. Pengenalan
budaya positif 3. Penjelasan
langkah-langkah kegiatan |
- Tersusun
Jadwal Aksi Nyata - 80%
warga sekolah mengenal budaya positif - Terlaksana
Sosialisasi kepada warga sekolah |
Terlaksana dengan baik dan lancar |
3. |
03 s/d 06 Januari 2022 |
Pelaksanaan aksi nyata budaya positif |
Terlaksana Budaya positif melalui
pembelajaran blended learning baik secara
daring/luring |
Terlaksana dengan baik dan lancar |
4. |
13 s/d 17 Januari 2022 |
Laporan hasil Aksi Nyata |
Tersusun laporan hasil Aksi Nyata |
Terlaksana dengan baik dan lancar |
Lamnpiran
2: Sosialisasi Program
Sosialisasi Kepada Kepala Sekolah dan Guru
Sosialisasi kepada komite sekolah
Sosialisasi kepada orang tua/ wali murid
Sosialisasi kepada siswa
Lampiran 3:
Jadwal Aksi Nyata
No |
Lini
masa |
Kegiatan |
Indikator |
1. |
20 s/d 24 Desember 2021 |
Penyusunan Lembar kerja Aksi nyata dan
Sosialisasi program |
Tersusun lembar kerja dan terlaksana
sosialisasi program kepada warga sekolah |
2. |
27 s/d 31 Desember 2021 |
4. Menyusun
jadwal 5. Pengenalan
budaya positif 6. Penjelasan
langkah-langkah kegiatan |
- Tersusun
Jadwal Aksi Nyata - 80%
warga sekolah mengenal budaya positif - Terlaksana
Sosialisasi kepada warga sekolah |
3. |
03 s/d 06 Januari 2022 |
Pelaksanaan aksi nyata budaya positif |
Terlaksana Budaya positif melalui
pembelajaran blended learning baik secara
daring/luring |
4. |
13 s/d 17 Januari 2022 |
Laporan hasil Aksi Nyata |
Tersusun laporan hasil Aksi Nyata |
Pelaksanaan Aksi Nyata Kesepakatan Kelas (Metode Luring)
Contoh poster kesepakatan kelas (Metode Daring)
Tampilan Kelas Online (Daring) Melalui Google
Clasroom
Tampilan Blog pribadi untuk pembelajaran
https://pak-noer.blogspot.com/
https://www.youtube.com/user/nur599/videos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar