Jumat, 17 Desember 2021

DEMOSNTRASI KONTEKSTUAL & KONEKSI ANTAR MATERI GURU PENGGERAK

 MODUL 1 FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA



MODUL 2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK



MODUL 3 VISI GURU PENGGERAK




MODUL 4 BUDAYA POSITIF


KONEKSI  ANTAR MATERI











Minggu, 12 Desember 2021

Ruang Kolaborasi - Unggah Hasil Diskusi Kelompok

1.4.a.5.2 Ruang Kolaborasi - Unggah Hasil Diskusi Kelompok

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Budaya Positif

Eksplorasi Konsep Bapak/Ibu CGP, Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian yaitu. 2.1. Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan Teori Kontrol CGP dapat memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol. CGP juga melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya. 2.2. Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia CGP dapat memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal. 2.3. Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif. 2.4. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia CGP memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif. CGP memahami bahwa kebutuhan dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif oleh karena itu peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya secara positif. 2.5 Lima (5) Posisi Kontrol CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. CGP dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab. 2.6 - Segitiga Restitusi CGP memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka. Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat memahami miskonsepsi tentang kontrol dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser. CGP dapat memahami dan menerapkan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol. CGP dapat bersikap kritis, reflektif, dan terbuka dalam menganalisis perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol. Kegiatan Pemantik: Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’. Tugas Anda adalah mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. Tugas rekan Anda adalah mencoba dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda boleh membujuk, menghardik, menggoda, bahkan menawari Anda dengan uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda. Cobalah lakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’ di atas dengan teman kerja Anda secara bergantian, masing-masing akan memiliki waktu 1 menit saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali dengan rekan Anda. Kira-kira apakah Anda akan membuka kepalan tangan Anda dengan bujukan, godaan, atau paksaan teman Anda? Mengapa? Ataukah Anda akan bertahan dan menolak membuka kepalan tangan sampai sekuat tenaga Anda? Mengapa? Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa? Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah-sekolah kita. Pembahasan disiplin kali ini akan meninjau teori yang dikemukakan oleh Diane Gossen. Sebelum kita gali lebih lanjut tentang teori Disiplin Restitusi dari Diane Gossen, mari menyamakan model berpikir kita tentang disiplin itu sendiri. Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini kontrol guru dalam menghadapi murid. Di bawah ini adalah paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory, untuk meluruskan berapa miskonsepsi tentang kontrol: Ilusi guru mengontrol murid. Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya kita sedang mengontrol perilaku murid tersebut, hal ini karena murid tersebut sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat. Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya dan mencoba untuk menolak bujukan kita, atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka melakukan perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan suara halus untuk menyampaikan pesan negatif. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa. Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk. Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa, “..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas”.
Tugas 2.1 Saat ini Anda bayangkan memandang cermin, memandang diri Anda sebagai seorang pendidik, dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan renungan tersebut di bawah ini setelah membaca tentang perubahan paradigma: Setelah membaca tentang ilusi kontrol dan perubahan paradigma stimulus respon ke teori kontrol, adakah bagian yang masih mengganjal atau belum Anda pahami? Apakah Anda meyakini bahwa tepat untuk meminta murid menyesuaikan diri dengan keinginan Anda, dan bahwasanya adalah tanggung jawab Anda untuk memaksa murid demi suatu kebaikan, adakah cara lain? Tuliskan tanggapan Anda atas pertanyaan-pertanyaan di atas dan berikan minimal dua tanggapan Anda terhadap jawaban teman Anda. ANSWER: Saya memiliki sedikit gambaran mengenai teori stimulus respon dan juga teori kontrol. setiap anak mempunyai pemikiran, keinginan, dan kebutuhannya masing-masing yang unik dan berbeda-beda, saya tidak bisa memaksanakan mereka agar pemikiran mereka disamakan satu dengan yang lainnya. oleh sebab itu saya mempunyai gambaran dengan kita memberikan stimulus kepada siswa yang kemudian akan direspon oleh para siswa dengan pemikirannnya masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginannya masing-masing sesuai dengan kodrat jaman dan kodrat alamnya masing-masing, secara otomatis controling dapat terwujud dengan adanya stimulus dan respon. 2.2: Konsep Disiplin Positif dan Motivasi Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Bapak/Ibu CGP mengenai Konsep Disiplin Positif dan Motivasi CGP diminta untuk mengikuti aktivitas berikut ini. Bapak dan Ibu calon guru penggerak, Setelah memahami perbedaan teori stimulus respons dan teori kontrol pada pembahasan sebelumnya, sekarang mari kita belajar tentang konsep disiplin positif yang merupakan unsur utama dalam terwujudnya budaya positif yang kita cita-citakan di sekolah-sekolah kita. Kebanyakan guru, sangat tertarik dengan topik pembahasan tentang disiplin. Mereka berpendapat bahwa kalau saja anak-anak bisa disiplin, pasti mereka akan bisa belajar. Para guru juga berpendapat bahwa mendisiplinkan anak-anak adalah bagian yang paling menantang dari pekerjaan mereka. Bagaimana dengan Bapak/Ibu CGP? Apakah Anda memiliki pendapat yang sama? Marilah kita baca artikel di bawah ini: Makna Kata Disiplin Ketika mendengar kata “disiplin”, apa yang terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda? Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata “disiplin” juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali. Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan. Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470) Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri. Adapun definisi kata ‘merdeka’ menurut Ki Hajar adalah: mardika iku jarwanya, nora mung lepasing pangreh, nging uga kuwat kuwasa amandiri priyangga (merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri) Pemikiran Ki Hajar ini sejalan dengan pandangan Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, 2001. Diane menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya ‘belajar’. Kata ‘discipline’ juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau murid/pengikut. Untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. Diane juga menyatakan bahwa arti asli dari kata disiplin ini juga berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid Socrates dan Plato. Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna. Dengan kata lain, disiplin diri juga mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Dalam hal ini Ki Hajar menyatakan; “...pertanggungjawaban atau verantwoordelijkheld itulah selalu menjadi sisihannya hak atau kewajiban dari seseorang yang pegang kekuasaan atau pimpinan dalam umumnya. Adapun artinya tidak lain ialah orang tadi harus mempertanggungjawabkan dirinya serta tertibnya laku diri dari segala hak dan kewajibannya. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469) Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara kita sebagai guru untuk menanamkan disiplin positif yang positif ini kepada murid-murid kita? Sekarang, mari pikirkan tentang diri Anda sendiri. Anda sekarang mengikuti Program Guru Penggerak, mengapa Anda mengikuti program ini? Apakah bila Anda tidak mengikuti program ini, akan ada hal yang menyakitkan yang akan terjadi pada Anda? Apakah ada hadiah atau penghargaan setelah Anda mengikuti program ini? Atau apakah Anda mengikuti program ini karena Anda ingin menjadi seorang guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini, misalnya menjadi seorang guru pemelajar? Apa dampak ketiga motivasi tersebut pada diri Anda sebagai calon guru penggerak? Yang mana motivasi yang paling akan berdampak jangka panjang dan membuat Anda terus bersemangat secara internal? Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti program ini karena ingin mendapat penghargaan. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda akan berubah menjadi sebuah pemahaman untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya pada diri Anda? ANSWER: Saya mengikuti program Guru penggerak karena saya melihat paradigma pendidikan yang sudah berjalan di indonesia yang tidak sejalan juga dengan hati nurani saya. adanya ketentuan kurikulum yang harus diselesaikan dalam waktu yang ditentukan juga, nilai yang harus sesuai KKM, Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus diselesaiakn dalam waktu yang ditentukan juga. saya sering keteteran untuk mengejar target kurikulum tersebut, sehingga mau tidak mau saya harus menyelesaikan target tersebut dengan memberikan tuntutan juga kepada anak tanpa memperhatikan kodratnya sebagai anak. oleh sebab itulah saya mengikuti program pendidikan guru penggerak untuk memperdalam pengetahuan saya tentang paradigma perubahan pendidikan yang sesuai dengan kondisi anak sesuai dengan filosofi ki hajar dewantara yang tidak bertentangan dengan hati nurani saya. filosofi itu sangat cocok dengan hati saya. sehingga fokus utama saya adalah menjadi agen transformasi pendidikan di Sekolah khususnya dan pendidikan indonesia pada umumnya Selanjutnya, Sebagai seorang guru, saat Anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda? Apakah Anda datang tepat waktu karena tidak ingin ditegur oleh atasan Anda dan kemudian mendapat surat peringatan (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman) atau Anda ingin mendapatkan pujian dari atasan Anda dan mendapat penghargaan sebagai karyawan atau guru berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau Anda ingin menjadi orang yang menghargai waktu, menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai guru akan dicontoh oleh murid-murid Anda (menghargai nilai-nilai diri sendiri). Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda? Atau bahkan kombinasi dari dua motivasi, atau bahkan ketiga-tiganya? ANSWER: Motifasi saya hadir disekolah / dikelas yaitu saya akan menerapkan tahapan tahapan MERDEKA pada setiap kegiatan agara menjadi contoh atau inspirasi untuk guru yang lain dan tentunya menjadi figur bagi siswa, karena guru adalah tauladan sehingga kita harus membiasakan mulai dari dalam diri kita untuk membiasakan disiplin dalam hal apapaun Selanjutnya, Bila di sekolah Anda tidak ada peraturan yang mengharuskan guru datang tepat waktu dan tidak ada surat teguran bagi guru yang datang terlambat, dan tidak ada atasan yang memuji Anda, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda. ANSWER: Saya aturan dan komitmen saya buat untuk diri saya sendiri dan saya sendiri yang harus melaksanakannya, bukan karena adanya paksaan dari pihak manapun, bukan karena ada sanksi ataupun bukan karena adanya reward tetapi saya sendiri yang akan menikmati buah dari kedisiplinan saya sendiri. dalam saya bekerja prinsip saya seperti tuyul saja, tidak harus kelihatan, tidak butuh pujian, tidak gila jabatan, tidak cari perhatian, tapio jelas hasilnya, hehehehe..... tetapi karena dalam bekerja kita tidak sendirian melibatkan banyak orang dan melibatkan banyak komponen tetap peraturan yang jelas dan mengikat dalam bentuk peraturan akademik harus dibuat disusun dan dilaksakan bersama Selanjutnya, Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan! ANSWER: Heti winingsih HETI WININGSIH noted on Tugas 2.2 (4) motifasi dari guru ,karena gurulah yang selau ditirukan dan dibanggakan oleh anak anak. Reply Like (0)Tuesday, 7 December 2021, 10:25 PM Picture of IBNU HASAN IBNU HASAN respond: mantap Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:20 AM Foto Profil SRI respond: Keren Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 9:44 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI respond: mantap Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:02 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:49 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of APRILIA RATNANINGTYAS APRILIA noted on Tugas 2.2 (4) Pada saat ini yang paling mendasari perilaku siswa disekolah adanya reward dan punishmen. Anak anak akan diberikan poin berdasarkan hal hal baik dan hal hal yang tidak baik yang mereka lakukan. Kemudian mereka akan termotivasi untuk melakukan hal hal yang baik Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:28 AM Picture of LIKA MARLINA LIKA respond: betul ya bu...karena memang masih rendahnya kesadaran murid tentang disiplin waktu. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:30 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Profil EDIYANTO noted on Tugas 2.2 (4) "Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari" Peribahasa tersebut bermakna bahwa apapun yang dilakukan oleh guru, akan ditiru oleh murid, mentah-mentah. Peribahasa itu punya makna yang sama dengan deskripsi orang Jawa terhadap sosok guru sebagai yang digugu lan ditiru. Yang dipercaya dan diikuti. Bila guru kencing berdiri murid kencing berlari, serta bila Guru adalah sosok yang digugu lan ditiru, maka sudah sepantasnya hal-hal baik semata yang ditunjukkan oleh guru dalam kesehariannya, terutama di sekolah. Beratkah tanggung jawab ini? Tentu saja. Tetapi untungnya semua itu tak perlu dikerjakan sendiri. Para guru dan kepala sekolah mesti menjadi tim yang baik. Tim yang saling memberi semangat, mengingatkan, memotivasi, serta mengritik satu sama lain. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa pun, sebaiknya dibahas bersama untuk dicari solusi terbaik. Pertanyaannya, sudahkah kita melakukan itu? Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:30 AM Picture of SITI AETI SITI respond: setuju Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 9:55 PM Picture of RIYANTI RIYANTI respond: siap pa,setuju. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 10:58 PM Picture of LIKA MARLINA LIKA respond: mungkin sudah ada hal - hal yang sudah dilakukan pak, tapi kurang maksimal, karena semua itu dapat terwujud jika adanya komunikasi dan kolaborasi dengan semua pihak sekolah yang menerapkan disiplinan secara konsisten. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:32 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI noted on Tugas 2.2 (4) Motivasi mendapat penghargaan , motivasi menghindari ketidaknyamanan atau hukuman merupakan dua motivasi yang paling banyak mendasari perilaku murid - murid saya di sekolah saat ini , karena murid - murid saya masih tahap Sekolah Dasar, untuk motivasi kesadaran diri masih perlu dituntun dan dikembangkan diawali dari keluarga , dilanjutkan di sekolah, kolaborasi semua pemangku pendidikan di dalam dan diluar lingkungan sekolah dalam menumbuhkan motivasi kesadaran diri harus dilaksanakan, dan berkelanjutan. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 5:09 PM Picture of RASWO SIGIT PAMUNGKAS RASWO respond: Setuju Reply Like (1)Thursday, 9 December 2021, 1:11 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of SRI RAHAYU SRI noted on Tugas 2.2 (4) untuk motivasi peserta didik saya karena masih usia dini maka motivasi yang paling mendasar adalah motivasi dari dalam diri anak sendiri yaitu rasa keingintahuan yang tinggi tentang segala sesuatu yang ada disekelilingnya disamping keinginan mendapatkan reward dari guru walaupun hanya berbentuk kalimat pujian karena hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan membuat anak lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih baik lagi. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 7:48 PM Picture of RIYANTI RIYANTI respond: betul bu,anak usia dini yang selalu menyenangkan. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:00 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Foto Profil SRI noted on Tugas 2.2 (4) Motivasi yang paling mendasari perilaku murid – murid di sekolah saya adalah datang tepat waktu karena gurunya memberi contoh / teladan untuk datang tepat waktu Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 9:42 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI respond: betul Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:04 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of SITI AETI SITI noted on Tugas 2.2 (4) karena saya mash tarap SD,kebetulan kalau anak SD lebih takut dan taat sama guru dari pada orang tua,guru itu ibarat idola mereka,jadi motivasi yang paling banyak berpengaruh terhadap murid di sekolah adalah perilaku yang di cerminkan dari guru itu sendiri dalam arti intern pribadi,bukan karena paktor ekstern. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 9:55 PM Picture of EKO NUGROHO YULIONO EKO respond: Pada tahap itu guru menjadi acuan anak-anak, maka peran guru sangat dominan dalam menanamkan motivasi menghargai diri sendiri dengan nilai yang dipercayai. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:57 AM Profil EDIYANTO respond: Saya rasa ada faktor ekstern juga bu yang dapat menjadikan motivasi bagi murid.. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:50 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of RIYANTI RIYANTI noted on Tugas 2.2 (4) Motivasi sebagai guru karena bagi anak-anak guru adalah orang yang di gugu dan di tiru sehingga kita sebagai guru harus memberi suri tauladan yang baik dan perkataan juga yang selalu memotivasi untuk anak-anak,segala tingkah laku guru selalu menjadi perhatian yang penting adalah keteladanan apalagi untuk murid-murid usia dini(PAUD) guru menjadi idola di hati mereka. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 10:57 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI respond: betul bu riyanti. bagi anak TK, gurulah sebagai model yang benar-benar di rekam oleh anak. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:06 PM Picture of TEGUH WIBOWO TEGUH WIBOWO respond: setuju Bu Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 6:43 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI noted on Tugas 2.2 (4) motivasi yang mendasari perilaku murid-murid di sekolah adalah guru itu sendiri. dengan anak dan wali murid percaya ada guru, maka walimurid dan anak akan menghargai setiap ucapan yang keluar dari gurunya Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:01 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Foto Profil SRI respond: Benar Ibu Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 6:07 PM Picture of FAISAL AZMI BAKHTIAR FAISAL noted on Tugas 2.2 (4) Yang paling banyak adalah motivasi untuk menghindari ketidak nyamanan, yang kedua adalah motivasi karena adanya reward dan punishment, hanya ada beberapa anak yang saya kira mereka memiliki motivasi diri yang kuat bukan karena alasan diatas. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:50 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:50 PM Picture of LIKA MARLINA LIKA noted on Tugas 2.2 (4) Ada beberapa murid yang masih termotivasi karena tidak ingin ditegur oleh guru dan kemudian mendapatkan hukuman jika mereka terlambat, karena mereka masih belum memiliki kesadaran diri mengenai disiplin waktu, takut jika dihukum saja. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:28 AM Picture of EKO NUGROHO YULIONO EKO respond: rata-rata murid kita masih dalam dua motivasi itu bu,, takut dihukum dan ada imbalan,. semoga kita bisa memotivasi mereka untuk menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:54 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:51 PM Picture of DWI ANA NURMAN A DWI ANA NURMAN A DWI ANA NURMAN A respond: iya sama ini ketika di sekolah ada yang seperti ini Reply Like (0)Saturday, 11 December 2021, 7:45 PM Picture of EKO NUGROHO YULIONO EKO noted on Tugas 2.2 (4) Menurut saya motivasi yang paling banyak mendasari perilaku murid-murid saya adalah motivasi menghindari dari ketidaknyamanan atau hukuman. karena masih banyak murid yang belum paham akan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Datang ke sekolah hanya yang penting ada di sekolah, semangat belajar masih kurang. Ketika jarang masuk sekolah maka akan berurusan dengan pihak sekolah dan bisa jadi dikeluarkan dari sekolah Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:47 AM Picture of RASWO SIGIT PAMUNGKAS RASWO respond: Setuju Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 1:11 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:51 PM Picture of RASWO SIGIT PAMUNGKAS RASWO noted on Tugas 2.2 (4) Yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid di sekolah adalah motivasi untuk meningkatkan belajar agar dapat mengikuti semua materi pada proses pembelajaran. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 1:10 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:51 PM Picture of BAMBANG SUNARTO BAMBANG SUNARTO noted on Tugas 2.2 (4) Kenapa anak cenderung menunda-nunda untuk datang ke sekolah lebih pagi? Jawabnya sangat mudah ditebak. Karena Guru sebagai garda terdepan perubahan pendidkan berangkatnya juga siang Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 11:03 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:51 PM Picture of TEGUH WIBOWO TEGUH WIBOWO noted on Tugas 2.2 (4) Motivasi yang paling banyak mendasari perilaku murid-murid disekolah saya adalah motivasi ketidaknyamanan. Mereka berperilaku sesuai dengan aturan sekolah karena mereka takut terhadap sanksi yang akan diterima apabila mereka tidak berperilaku sesuai aturan. Mereka berperilaku bukan karena kesadaran bahwa perilaku tersebut memang benar dan bernilai, tetapi lebih karena takut akan adanya sanksi atau hukuman. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 6:42 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:51 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI noted on Tugas 2.2 (4) guru yang memotivasi murid, guru orang tua kedua bagi murid dengan memberikan contoh yang baik kepada murid adalah bentuk tanggungjawab guru Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 7:49 PM Picture of MOHAMAD NUROKHUDIN MOHAMAD noted on Tugas 2.2 (4) Motivasi mendapat penghargaan atau reward , motivasi menghindari untuk menghindari hukuman atau sanksi semuanya sudah melekat saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid di sekolah saya, bahkan tidak hanya murid tetapi semua komponen yang ada dalam sekolah bahkan mungkin di luar sekolahpun sama. mereka melakukan sesuatu hanya karena takut adanya sanksi atau hukuman dan hanya karena adanya iming-iming reward atau penghargaan, bukan berangkat dari hati sanubari mereka, bukan karena benar-benar keikhlasan mereka. dengan adanya merdeka belajar mudah-mudahan paradigma pemikiran mereka melakukan sesuatu karena adanya sanksi dan adanya reward sedikit demi sedikit terkurangi dengan kegiatan-kegiatan yang merdeka sesuai dengan keikhlasan hati mereka Edit Remove Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 7:50 AM Picture of APRIANA KARTIKAWATI APRIANA noted on Tugas 2.2 (4) Motivasi yang mendasari murid-murid saya disekolah yaitu yang mendorong seseorang melakukan sesuatu adalah untuk menghargai diri sendiri. Mayoritas murid-murid saya berasal dari keluarga yang sadar akan pentingnya pendidikan, jadi berdasarkan bimbingan orang tua dan teladan dari para guru, mereka berangkat kesekolah tepat waktu dengan kesadaran penuh untuk menuntut ilmu dan untuk penghargaan terhadap diri mereka sendiri. Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 4:45 PM Picture of DWI ANA NURMAN A DWI ANA NURMAN A DWI ANA NURMAN A noted on Tugas 2.2 (4) bagi siswa peniruan adalah hal terbesar dalam memotivasi mereka untuk tepat waktu Selanjutnya, Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda? Selanjutnya, Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda berusaha tanamkan pada murid-murid Anda di kelas dan sekolah Anda? Bapak dan Ibu para calon guru penggerak, Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. Hal ini berkaitan dengan modul 1.2 dan modul 1.3 yang membahas tentang nilai-nilai kebajikan dan visi sebuah sekolah yang perlu ada untuk menentukan arah tujuan dari sebuah institusi/sekolah. Penyatuan pemikiran untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah tersebut kemudian diturunkan di kelas-kelas menjadi keyakinan kelas yang disepakati bersama. Mengapa keyakinan kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor?” Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk ‘keselamatan’. Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat?” Mungkin jawaban Anda adalah “untuk kesehatan dan/atau keselamatan”. Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’, yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan mendalami tentang suatu keyakinan, daripada hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus berlaku begini atau begitu. Pembentukan Keyakinan Kelas: Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu. Lihatlah beberapa peraturan yang tercantum di bawah ini! Tuliskan keyakinan kelas atau nilai kebajikan yang dituju dari peraturan yang tercantum di bagian sisi kiri. Adapun nilai-nilai kebajikan yang diterima secara universal lepas dari latar belakang budaya, bahasa, suku bangsa, maupun agama berupa hal-hal seperti keadilan, kehormatan, peduli, integritas, kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip, keselamatan, kesehatan, dan masih banyak lagi nilai-nilai kebajikan universal. Peraturan-peraturan yang tercantum di sisi kiri tidak terbatas pada peraturan yang ditemui di kelas atau sekolah, namun peraturan yang biasa kita temui di sekeliling kita. Tuliskan jawaban Anda pada kolom kosong yang disediakan Kembalikan barang ke tempatnya Bertanggung jawab Dilarang Mengganggu Orang Lain Saling Menghormati Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Komitmen Dilarang Melakukan Kekerasan Keamanan, Saling Menghormati Dilarang Menggunakan Narkoba Kesehatan Bergantian atau menunggu giliran Menghormati Orang lain, Berempati Dilarang Merokok Kesehatan, Menghormati Orang lain Gunakan masker Kesehatan, Keamnana Berjalan di kelas dan koridor Keamanan, Keselamatan Catatan: Kunci jawaban yang tertera merupakan salah satu alternatif jawaban saja, jadi sangat dimungkinkan jawaban yang Anda berikan sebetulnnya BENAR namun dianggap salah oleh sistem dikarenakan tidak sesuai dengan kunci jawaban yang diinput ke sistem. You got 9 out of 9 points Prosedur Pembentukan Keyakinan Kelas: Mempersilakan murid-murid di kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di kelas. Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah pendapat. Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif. Contoh Kalimat negatif : Jangan berlari di kelas atau koridor. Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Anda mungkin akan mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang menjadi inti dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah tepat waktu bisa disarikan menjadi 1 Keyakinan, yaitu keyakinan untuk Saling Menghormati atau nilai kebajikan Hormat. Keyakinan inilah yang dijadikan daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga merupakan peralihan dari bentuk peraturan ke keyakinan kelas. Tinjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya. Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut, termasuk guru dan semua murid. Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas. Use left and right arrow to change slide in that direction whenever canvas is selected. Contoh Keyakinan Kelas: New image Keyakinan Kelas 5: New imageNew image Keyakinan Kelas 7: Keyakinan Kelas 1: Agar semua warga kelas dapat memahami setiap pernyataan yang telah tercantum dalam keyakinan kelas, maka selama seminggu di awal tahun ajaran baru dapat didedikasikan untuk pendalaman setiap keyakinan dengan berbagai kegiatan. a) Kegiatan Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti: Anggota kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok diberikan kertas. Salah satu anggota kelompok membuat hurut T kapital yang besar (Tabel T). Guru memberikan salah satu ‘keyakinan kelas’ kepada setiap kelompok. Dua kelompok bisa mendapatkan keyakinan yang sama bila ada 10 kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diminta untuk bercurah pendapat tentang keyakinan tersebut, tampak seperti apa, tampak tidak seperti apa. Kemudian hasil curah pendapat setiap kelompok dipresentasikan pada kelompok besar, dan kertasnya ditempel di sekeliling dinding kelas untuk dapat dilihat setiap warga kelas agar menguatkan pemahaman. Contoh Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti (Tabel T) dari Keyakinan Kelas 7: Use left and right arrow to change slide in that direction whenever canvas is selected. New imageNew imageNew image Use left and right arrow to change slide in that direction whenever canvas is selected. New image Setelah membaca 5 (lima) poin yang berisi pernyataan atau penemuan tentang ‘Dihukum oleh Penghargaan’. Pilihlah salah satu POIN yang berisi pernyataan atau cerita yang paling menarik atau menantang untuk Anda. Tuliskan tanggapan Anda terhadap pernyataan yang Anda pilih tersebut, kemudian berilah minimal 2 tanggapan atas jawaban/tanggapan rekan Anda. answer: YOUR NOTES AND QUESTIONS Notes64 Question0 Picture of MOHAMAD NUROKHUDIN Write note PrivateFeatured Picture of IBNU HASAN IBNU HASAN noted on Tugas 2.3 Dihukum oleh penghargaan Penghargaan yang tidak sesuai dengan perilaku kita yang layak untuk dihargai adalah sebuah hukuman. Reply Like (1)Wednesday, 8 December 2021, 11:44 AM Picture of SRI RAHAYU SRI respond: intinya mendapatkan sesuatu yang tidak seharusnya diterima dapat menjadi beban mental ya pak? Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 8:17 PM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Penghargaan harus bisa menjadi kontrol peilaku kita , ya pa Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 5:48 AM Picture of RASWO SIGIT PAMUNGKAS RASWO respond: Hukumannnya di sesuaikan pak Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:52 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:09 PM Picture of APRIANA KARTIKAWATI APRIANA respond: betul sekali Pak dan pastinya itu tidak akan bertahan lama Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 8:36 PM Heti winingsih HETI WININGSIH noted on Tugas 2.3 ceritanya pada waktu itu akan mengikuti lomba senam gerak dan lagu asmaul husana,dalam rangka memperingati milad IGABA yang ke 24 dengan cara mengirim Video,saya dan teman -teman sejumlah 8 orang mengikuti kegiatan lomba dan berusaha latihan senam setiap hari pulang sekolah dan karena ketentuanya video paling lambat dikirim tanggal 20 november akirnya saya tanggal 18 mengirim video,tapi setelah itu ada info lagi ternyata pengiriman diperpanjang sampai tanggal 25 november.disitu saya merasa down karena klw tau bakal diperpanjang mah mungkin latihan lagi dan video tidak akan dikirim dengan harapan bisa Juara,,eh setelah pengumuman ternyata cuma dapat juara harapan 1, dalam hal ini saya merasa dihukum oleh penghargaan,meskipun mendapat penghargaan juara harapan 1 ,merasa kurang puas,karena sudah berusaha semaksimal mungkin. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 1:44 PM Picture of SRI RAHAYU SRI respond: manusiawi bu, jika kita merasa kecewa atau tidak puas bila hasil kerja keras kita tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan tapi yakinlah pasti ada pelajaran yang dapat kita ambil dari kejadian tersebut. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 8:23 PM Picture of RASWO SIGIT PAMUNGKAS RASWO respond: Semangat bu guru Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:51 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI respond: semangat Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 1:15 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:09 PM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI noted on Tugas 2.3 Penghargaan ini akan terasa menghukum , jika kita berbuat, bertindak ,berperilaku , atau melakukan sesuatu hal dengn tujuan hanya mendapat penghargaan, tetapi jika tidak ada penghargaan tidak perlu melakukan hal tersebut, Akan sangat berbahaya jika diakhir nya tidak mendapat penghargaan maka akan kecewa terhadap diri sendiri bahkan menyalahkan orang lain yang tidak menghargai. Jadi dalam melakukan segala sesuatu kita harus ikhlas , tanpa mengharap penghargaan , ikhlas dengan kesadaran diri bahwa ada hal baik yang harus kita lakukan untuk diri kita sendiri dulu, dan harus berdampaik baik juga untuk oranglain. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 6:30 PM Picture of SRI RAHAYU SRI respond: betul bu, segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas hasilnya akan lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Reply Like (1)Wednesday, 8 December 2021, 8:20 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI respond: betul bu. kuncinya ikhlas Reply Like (1)Thursday, 9 December 2021, 1:16 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of SRI RAHAYU SRI noted on Tugas 2.3 Hal yang paling menantang bagi saya adalah saat daring PPG, saya harus menyelesaikan 12 modul hanya dalam waktu satu bulan, satu modul ada 4 kegiatan belajar, 4 tes formatif, 4 forum diskusi, satu tes sumatif dan satu tugas akhir dan itu harus selesai dalam waktu 2 hari dan saat tes sumatif saya harus memastikan baterai laptop atau hp yang saya pakai full dan jaringan internet yang bagus karena saat kita mengerjakan tes walaupun misalnya saya baru mengerjakan 10 soal dan jaringan internet terputus maka kita tidak bisa mengulang tes sumatif tersebut dan kita mendapatkan nilai seadanya, di situ juga ada penilaian durasi lamanya kita membaca modul dan berapa banyak kita login di LMS,setiap malam saya harus begadang sampai jam 2 untuk mengerjakan setiap tugas dan menyelesaikan ke 12 modul dan alkhamdulillah saya lulus daring dan bisa lanjut loka karya ke semarang selama 2 bulan setengah sampai selesai ujian yaitu uji kinerja dan uji pengetahuan dan alkhamdulillah saya langsung lulus.Rasanya sungguh bahagia. Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 8:39 PM Picture of APRILIA RATNANINGTYAS APRILIA respond: Apakah ini juga termasuk dihukum karena penghargaan? Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:49 PM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Untuk mendapat penghargaan, Proses nya jalan nya yang terasa menghukum, Menurut pendapat saya belajar bukan hukuman , proses dalam belajar ini ,misal harus belajar siang malam ,fasilitas harus tersedia untuk menunjang belajar ini, bukan merupakan hukuman , perjuangan dalam proses belajar , dan akhir yang sesuai harapan , penghargaan yang diperoleh ( lulus PPG dan Lokakarya ) bukanlah suatu hukuman Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 2:47 AM Picture of SRI RAHAYU SRI respond: saya rasa itu bukan hukuman bu,tapi proses perjuangan untuk mendapatkan penghargaan. Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 3:20 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of SITI AETI SITI noted on Tugas 2.3 Di hukum oleh penghargaan banyak sekali cerita saya di sini yang tak bisa di uraikan satu satu,ketika saya memejamkan mata saya semua jelas di benak saya,saya di sini juga di hukum karena penghargaan kenapa? ada yang tau jawabannya?...... monggo berkomentar,,,pasti jawaban anda berbeda beda... saya mantan guru swasta ,ketika ngajar di swasta jauh berbeda dengan mengajar di sekolah negeri.saya datang ke swasta karena saya di tarik kepala sekolah,dengan berbekal nekad ingin merubah karir dan masa depan saya...dengan kemampuan saya yang pasan saya di tuntut macam macam,semacam aja pusing apalagi ini macam macam.diantaranya 1.harus bisa ICT 2. sabat ,teralen menghadapi siswa kaya baby sister.pokoknya kita di tuntut melayani mereka. 3. menjadi kaur ekskul 4. menjadi kaur inventaris 5. berusaha menjadi pribadi agamis 6. prestasi wah...wah...semua itu berasa hukuman bagi saya,bangetttttt,,,,karena semua itu bertolak belakang dengan saya. saya pribadi yang gaptek,emosian,di tuntut semua itu,akhirnya saya ikuti. Reply Like (1)Wednesday, 8 December 2021, 10:26 PM Picture of APRILIA RATNANINGTYAS APRILIA respond: Sesuatu yang harusnya menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan maka disitulah penghargaan berubah menjadi sebuah hukuman nggih bu Reply Like (0)Wednesday, 8 December 2021, 11:48 PM Picture of RIYANTI RIYANTI respond: semangat bu Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:26 AM Profil EDIYANTO respond: Buku yang bagus bukan hanya buku yang mendapat penghargaan ini itu. Tapi buku bagus juga buku yang membuka minat baca seseorang, menjadi buku pertama yang membuatnya suka membaca, lalu tumbuh menjadi pembaca yang membaca lebih banyak buku.... salam dari binjai... binjaiharjo hehehe Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:51 AM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Hukuman yang sangat bermanfaat, ketika saat ini saya bertemu bunda saya tidak mengetahui proses aal bunda , tempaan seperti apa yang bunda alami, yang saya ketahui sekarang bunda pribadi yang inspiratif , dan bersemanagt. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:51 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of APRILIA RATNANINGTYAS APRILIA noted on Tugas 2.3 Penghargaan Menghukum, salah satu hal yang sering sekali di jumpai di sekolah kita. Disatu sisi pemberian penghargaan siswa dengan menggunakan sistem peringkat terlihat seperti sebuah penghargaan bagi siswa dengan peringkat tertinggi, akan tetapi bagi siswa peringkat terakhir hal tersebut tentunya tidak akan terasa sebagai penghargaan mungkin lebih terasa sebagai hukuman atau malah labelling bahwa siswa tersebut tidak pandai dikelas. Reply Like (1)Wednesday, 8 December 2021, 11:46 PM Picture of RIYANTI RIYANTI respond: Semangat bu,menghadapi kemampuan murid yang berbeda-beda. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:31 AM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Cerdas bunda yang ini mah, banyak yang terluka atas peringkat kelas ini , wlaupun tujuan utamanya adalah memotivasi.Terimakasih bunda hal ini mengingtkan saya untuk pentingnya komunikasi positif. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 5:51 AM Profil EDIYANTO respond: Kira-kira hal apa yang tepat untuk bisa menggantikan sistem peringkat ini sehingga tidak ada penghargaan merupakan hukuman? Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:46 AM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Kalau di tempat saya ada acara bertukar hadiah pa, semua siswa menyiapkan hadiah untuk temannya ketika kenaikan kelas tetapi dengan batasan harga misalnya hadiah dengan harga Rp 10.000,00 untuk ditukarakan dengan temannya ketika kelulusan atupun kenaikan kelas. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:53 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of RIYANTI RIYANTI noted on Tugas 2.3 Dihukum dengan penghargaan adalah penghargaan sama dengan hukuman yaitu memotivasi anak untuk mengulangi perbuatan baik yang dapat di terima oleh lingkungan nya.Penerapan pemberian hukuman maupun penghargaan dalam rangka penanaman disiplin dalam diri anak perlu di perhatikan . Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:25 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of UCE WINARNI UCE WINARNI noted on Tugas 2.3 dihukum oleh penghargaan. Penghargaan yang kita dapatkan akan menjadi hukuman bagi kita, karena kita harus menjaga amanah dari orang yang memberikan penghargaan. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 1:15 AM Foto Profil SRI respond: Betul sekali bu Uce, ketika kita mendapatkan suatu penghargaan , pada hakikatnya adalah kita sedang mendapat beban yang harus kita pertangung jawabkan Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 3:45 PM Profil EDIYANTO noted on Tugas 2.3 Jujur sebenarnya apa yang disampaikan oleh Alfie Kohn tentang di hukum oleh penghargaan sedikit menggelitik pemikiran saya. Kok bisa ya penghargaan justru malah menghukum? Dikatakan juga bahwa pemberian penghargaan merupakan suatu yang dapat menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya. Karena secara ideal tindakan belajar itu sendiri adalah penghargaan sesungguhnya. Ok mungkin Alfie Kohn melihat hal tersebut dari sudut pandangnya. Tidak masalah kan jika kita berbeda pendapat terkait sudut pandang yang berbeda? Apa yang disampaikan Alfie Kohn tidak ada yang salah. Semuanya benar. Menurut saya suatu penghargaan banyak sekali bentuknya. Contoh sederhana yang saya yakini dan saya lakukan adalah memberikan penghargaan kepada murid berupa pujian atau tepuk tangan saat ia dapat menyelesaikan tugasnya atau berani maju dengan percaya diri ke depan kelas untuk mempresentasikan pekerjaannya. Karena menurut saya hal yang saya lakukan tersebut dapat memberikan motivasi dalam proses belajar. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:29 AM Profil EDIYANTO respond: Dikarenakan postingan terbatas, saya lanjutkan ditanggapan ini.... Mungkin suatu konteks dihukum oleh suatu penghargaan tergantung daripada bentuk penghargaan itu sendiri. Kita sebagai calon guru penggerak harus bisa menempatkan dengan baik kapan suatu penghargaan diberikan dan bagaimana bentuknya serta hukuman yang seperti apa yang dapat mengontrol murid sehingga dapat menumbuhkan budaya positif di sekolah. Yang pada akhirnya tidak ada penghargaan merupakan sebuah hukuman. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:41 AM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Waktu untuk memberi penghargaan , bagimana bentuknya Sedangkan hukuman salah satu cara untuk mengontrol murid untuk menumbuhkan budaya positif Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:56 PM Foto Profil SRI respond: Bagus sekali paparannya pak, benar sekali , penghargaan guru untuk murid bisa berupa apa saja, bahkan satu ucapan terima kasih yang diucapkan oleh seorang guru ketika murid mampu menyelasaikan tugas tepat waktu akan dapat memberikan energi positif untuk murid itu sendiri, untuk berbuat lebih baik lagi ke depannya. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 3:33 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of RASWO SIGIT PAMUNGKAS RASWO noted on Tugas 2.3 Hukuman sebagai salah satu teknik pengelolaan kelas sebenarnya masih terus menjadi bahan perdebatan. Akan tetapi apapun alasannya hukuman sebenarnya tetap diperlukan dalam keadaan sangat terpaksa, katakanlah semacam pintu darurat yang suatu saat mungkin diperlukan. Hukuman merupakan alat pendidikan represif, disebut juga alat pendidikan korektif, yaitu bertujuan untuk menyadarkan anak kembali pada hal- hal yang benar atau yang tertib. Kejadian yang sering dilakukan oleh salah seorang murid adalah menyembunyikan sepatu temannya, karena murid ketika masuk ke kelas harus melepas sepatunya apalagi di musim hujan, hal ini sudah merupakan kesepakatan seluruh warga sekolah untuk menjaga kebersihan. Ketika bel berbunyi tanda waktu pulang ada salah seorang murid yang kehilangan sepatunya, setelah di selidiki dan dengan bertanya kepada semua muird dalam satu kelas ternyata ada salah seorang murid yang sengaja menyembunyikan sepatu temannya dengan alasan iseng, sebagai hukuman anak yang menyembunyikan sepatu temannya ha Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 12:50 PM Foto Profil SRI respond: Iya pak , tapi saya percaya hukuman dari seorang guru yang diberikan kepada murid, tentunya guru sudah memperhitungkan bahwa dibalik hukuman yang guru berikan, ada pelajaran yang bermanfaat bagi murid itu sendiri. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 3:17 PM Picture of LIKA MARLINA LIKA respond: untuk dapat mendisiplinkan anak mungkin bisa hukuman yang baik, yang dapat bermanfaat bagi mereka Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 4:19 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Foto Profil SRI noted on Tugas 2.3 Saya pernah mengalami , dimana saya menerima penghargaan tapi saya merasa itu adalah sebuah hukuman, tahun 2019 diacara pelepasan KB dan TK di sekolah saya, secara tiba – tiba nama saya diumumkan oleh kepala sekolah dinobatkan sebagai guru teladan di tahun ajaran 2018 / 2019 saya kaget dan tidak pernah mengira saya akan mendapatkan itu, saya masih ingat betul, ketika kepala sekolah mengumpulkan hal tersebut dipenghujung acara pelepasan , saya sedang memungut dan mengumpulkan sampai bekas snack anak – anak yang berserakan di lantai . Karena beberapa kali nama saya di panggil, saya akhirnya berjalan menuju panggung pentas seni untuk menerima perhargaan dari kepala sekolah. Jujur saya tidak suka menerima penghargaan itu, bagi saya penghargaan tersebut adalah beban yang harus saya bertanggung jawabkan. Dan hukuman itu memaksa saya untuk terus berbuat dan bertindak lebih baik dan lebih baik lagi. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 3:07 PM Picture of LIKA MARLINA LIKA respond: Mungkin ketidak siapan dan rasa kurang mampu dalam menyandang gelar itu ya bu yang membuat ibu merasa penghargaan tersebut menjadi seperti hukuman. Tapi kalo kita mengambil dari sisi positifnya hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi ibu untuk menjadi lebih baik lagi. Sebenarnya ibu memang memiliki yang bagus namun belum menyadarinya saja.. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 4:10 PM Profil EDIYANTO respond: Dan pada kenyataannya penghargaan tersebut dapat merubah pribadi menjadi lebih baik. Apakah itu yg disebut sebagai penghargaan merupakan sebuah hukuman? Bisakah kata tersebut diganti menjadi penghargaan sebagai sebuah motivasi? Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 5:22 PM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: esensi penghargaan , ya pa, Kembali ke pribadi kita kita menhargai atau memberi penghargaan kepada oranglain karena orang ini pantas kita beri penghargaan, misalnya karena berperilaku positif yang bisa dijadikan teladan oleh orang lain. Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 2:52 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of LIKA MARLINA LIKA noted on Tugas 2.3 poin mengenai dihukum oleh penghargaan yang menurut saya menarik dan menantang adalah mengenai penghargaan merusak hubungan. Penghargaan yang diberikan bagi sebagian murid dapat menjadi motivasi untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Akan tetapi Pada faktanya dilapangan saya sering menemui bahwa penghargaan yang diberikan kepada seorang murid, dapat memunculkan rasa iri, bahkan sebagian dari mereka ada yang tidak suka padanya. Selain itu penghargaan juga akan menciptakan persaingan didalam kelas, sehingga akan menimbulkan kecemasan dan juga kesenjangan pada setiap murid. Bagi murid yang merasa kurang mampu untuk mendapatkan penghargaan, mereka akan merasa putus asa dan berhenti mencoba. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 4:06 PM Profil EDIYANTO respond: Apakah murid yang merasa kurang mampu sebagian besar merasakan hal tersebut? Adakah yang merasa termotivasi agar menjadi lebih baik lagi? Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 5:25 PM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI respond: mantap Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:10 PM Picture of TEGUH WIBOWO TEGUH WIBOWO respond: Penghargaan pun ternyata memiliki sisi negatif juga padahal selama ini telah banyak dilakukan diberbagai sekolah. Mantap Bu Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:50 PM Picture of SUHARNI SUHARNI SUHARNI respond: Motovasi dari guru ,komunikasi positif dari semua warga kelas dapat membantu murid yang kurang mamapu ini, supaya murid yang kurang mamapu ini dapat menjadi mampu , dan akhirnya tumbuh dan berkembang untuk mendapat penghargaan. Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 2:55 AM Picture of ERI YULIANTI ERI YULIANTI noted on Tugas 2.3 tantangan yang untuk saya adalah waktu ikut program daring ppg, test seleksi pppk kemarin dan sekarang ini program CGP. 1. di ppg saya gagal di ujian up rasanya hancur sekali, lantas belajar dan belajar alhamdullilah retaker 1 saya lulus. 2. seleksi pppk saya tertekan karena mengingat kondisi saya yang tidak pandai merasa seperti itu alhamdulilah lulus menempati formasi di unit kerja dan tunggu pemberkasan, program CGP banyak orang memberikan reaksi aneh, gtt kok CGP buat apa? mau jadi kepala sekolah?duh ngenes banget. terserah orang mau pendapat apa yang jelas saya sangat senang belajar di CGP dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan teman CGP yang hebat-hebat. lanjut terus.. hidup itu pilihan yang terbaik untuk diri saya, 2021 adalah tahun istimewa bagi saya gtt belasan tahun terjawab sudah doa-doa keluarga. semoga saya kelak menjadi guru yang lebih bermanfaat untuk dunia pendidikan.aamiin Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 8:09 PM Picture of TEGUH WIBOWO TEGUH WIBOWO respond: luar biasa pengalaman Ibu Eri Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:47 PM Picture of TEGUH WIBOWO TEGUH WIBOWO noted on Tugas 2.3 Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. Menurut saya menjalankan sesuatu yang abstrak akan lebih sulit dari pada menjalankan sesuatu yang konkrit. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi saya, apakah saya dan murid saya sanggup menerapkan keyakinan kelas yang kami sepakati. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 9:46 PM Picture of APRIANA KARTIKAWATI APRIANA respond: Setuju dengan pendapat Pak Teguh keyakinan kelas bersifat lebih "abstrak" dari pada peraturan. dan menjalankan sesuatu yang abstrak akan teras lebih sulit, akan tetapi dengan keyakinan kelas siswa lebih merasa dihargai karena dilibatkan dalam membuat kesepakatan. Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 8:22 PM Picture of FAISAL AZMI BAKHTIAR FAISAL noted on Tugas 2.3 Berdasarkan pengalaman di sekolah, saya lebih menekankan konsekuensi ketimbang hukuman atau penghargaan, konsekuensi menumbuhkan anak untuk dapat tanggung jawab ata apa yang sudah diperbuatnya. Pengalaman telah memberikan pelajaran bahwa benar sekali yang dibahas pada materi ini, pemberian hukuman dan reward hanya akan memberikan murid kesenjangan baik antara guru maupun murid lain, kemudian motivasi anak untuk belajar hanya karena ingin mendapatkan hadiah, hal ini saya alami ketika mencoba menerapkan di awal tahun pertama menjadi guru. Saat ini pemberian reward memang kerap saya lakukan tapi bukan untuk pencapaian pembelajaran melainkan seperti kegiatan lomba di hari-hari tertentu, atau ketika ada yang ulang tahun dan berani berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, kecamatan, kabupaten maupun tingkat provinsi. Reply Like (0)Thursday, 9 December 2021, 10:51 PM Picture of MOHAMAD NUROKHUDIN MOHAMAD noted on Tugas 2.3 Penghargaan Menghukum, salah satu hal yang sering sekali di jumpai di semua sekolah di semua jenjang pendidikan. Disatu sisi pemberian penghargaan siswa dengan adanya kriteria Ketuntasan minimal di suatu sekolah sebagai syarat kenaikan kelas atau kelulusan dengan sistem peringkat. tentunya bagi yang nilainya tinggi merupakan suatu penghargaan tetapi disisi lain bagi nilaianya yang paling rendah itu merupakan suatu hukuman bagi mereka Edit Remove Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 8:07 AM Picture of APRIANA KARTIKAWATI APRIANA noted on Tugas 2.3 Pemberian penghargaan kepada murid yang telah berhasil melakukan sesuatu, misalkan penghargaan yang diberikan kepada murid yang mau melaksanakan tugas piket tepat waktu, itu akan membuat murid mau melaksanakan piket hanya karena mendapatkan penghargaan dari guru bukan karena kesadaran diri sendiri untuk membersihkan kelas artinya murid tidak memiliki motivasi intrinsik dan fokus mengejar motivasi ekstrinsik. Hal seperti ini tidak akan bertahan lama bahkan cenderung bisa melemahkan seseorang dalam jangka panjangnya. Reply Like (0)Friday, 10 December 2021, 8:31 PM Picture of BAMBANG SUNARTO BAMBANG SUNARTO noted on Tugas 2.3 Setiap siswa/manusia pasti mengharapkan penghargaan. Untuk mendapat penghargaan, tentunya menjalani proses. Poses yang ia jalani melalui sebuah kegiata atau yang "berdarah-darah" dan kucuran peluh yang tidak pernah berhenti. Proses yang dijalani jika dikerjakan dengan ikhlas sebagai sebuah kewajiban terasa nyaman. Inilah yang disebut sebagai sebuah perjuangan menghukum, Menurut pendapat saya belajar bukan hukuman , proses dalam belajar ini Berbeda dengan HUKUMAN. Hukuman identik dengan sebuah konsekwensi yang diterima atas sebuah kesalahan yang telah seseoang perbuat. Hukuman diberikan lebih kearah upaya untuk seseorang berbuat baik dari sebuah pelanggaran perturan, Sedangjkan penghargaan penghargaan diberikan atas perbuatan positif yng telah diperbuat. Proses yang dijalani dalam upaya mendapatkan penghargaan adalah suatu perjuangan bukan hukuman Reply Like (0) apak dan Ibu para calon guru penggerak, Merujuk pada situasi yang sedang dihadapi Ibu Ambar di atas, dalam konteks penegakan disiplin positif, Ibu Ambar sebaiknya mencari tahu alasan Doni melakukan tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhi oleh Doni. Mari kita melihat sebuah konsep 5 Kebutuhan Dasar Manusia menurut Dr. William Glasser dalam “Choice Theory”. 5 Kebutuhan Dasar Manusia New image Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat satu persatu kelima kebutuhan dasar ini. Use left and right arrow to change slide in that direction whenever canvas is selected. Cinta dan kasih sayang (Kebutuhan untuk Diterima) Kebutuhan ini dan tiga kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan psikologis. Kebutuhan untuk mencintai dan memiliki meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial, kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. Kebutuhan ini juga meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain, seperti teman, keluarga, pasangan hidup, teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok dimana kita tergabung. Anak-anak yang memiliki kebutuhan dasar cinta dan kasih sayang yang tinggi biasanya ingin disukai dan diterima oleh lingkungannya. Mereka juga akrab dengan orang tuanya. Biasanya mereka belajar karena suka pada gurunya. Bagi mereka, teman sebaya sangatlah penting. Mereka juga biasanya suka bekerja dalam kelompok. Kebutuhan Bertahan Hidup Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan. Seks sebagai bagian dari proses reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap bertahan hidup. Komponen psikologis pada kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan perasaan aman. Dalam kasus Doni di atas, apabila jawaban Doni ketika ditanya oleh Ibu Ambar adalah karena ia lapar dan orangtuanya tidak membawakannya bekal makan siang, maka kebutuhan dasar yang sedang berusaha dipenuhi oleh Doni, adalah kebutuhan untuk bertahan hidup (survival). New image Use left and right arrow to change slide in that direction whenever canvas is selected. Dalam kasus diatas, apabila Doni menjawab bahwa alasannya mengambil bekal temannya karena dia merasa senang temannya jadi memperhatikan dia. Ketika temannya melaporkan tindakannya itu pada gurunya, dan gurunya memberitahu orang tuanya, sehingga orang tuanya jadi memperhatikan dia, maka kebutuhan dasar yang sedang dipenuhi Doni adalah kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan) Kebutuhan ini berhubungan dengan kekuatan untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, menjadi terampil, diakui atas prestasi dan keterampilan kita, didengarkan dan memiliki rasa harga diri. Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat perbedaan, bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dihormati. Ini meliputi self esteem, dan keinginan untuk meninggalkan pengaruh. Anak-anak yang memiliki kebutuhan dasar akan kekuasaan yang tinggi biasanya selalu ingin menjadi pemimpin, mereka juga suka mengamati sebelum mencoba hal baru dan merasa kecewa bila melakukan kesalahan. Mereka juga biasanya rapi dan sistematik dan selalu Ingin mencapai yang terbaik Dalam kasus diatas, apabila jawaban Doni adalah dia merasa hebat karena temannya jadi takut dengan dia dan menuruti keinginannya, maka sebetulnya Doni sedang berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya akan kekuasaan. Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan)Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang. Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan yang tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak bergerak, suka mencoba-coba, tidak terlalu terpengaruh orang lain dan senang mencoba hal baru dan menarik. Use left and right arrow to change slide in that direction whenever canvas is selected. Bila jawaban Doni dalam kasus diatas adalah bahwa dia merasa bosan dengan bekal makanan yang dibawakan ibunya dari rumah, karena ibunya selalu membawakan bekal yang sama, oleh karena itu dia ingin mencoba makanan teman-temannya yang beraneka ragam, maka Doni sedang berusaha memenuhi kebutuhannya akan kebebasan/freedom. Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang) Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa. Bayangkan hidup tanpa kenikmatan apa pun, betapa menyedihkan. Glasser menghubungkan kebutuhan akan kesenangan dengan belajar. Semua hewan dengan tingkat intelegensi tinggi (anjing, lumba-lumba, primata, dll) bermain. Saat mereka bermain, mereka mempelajari keterampilan hidup yang penting. Manusia tidak berbeda. Anak-anak dengan kebutuhan dasar kesenangan yang tinggi biasanya Ingin menikmati apa yang dilakukan. Mereka juga konsentrasi tinggi saat mengerjakan hal yang disenangi. Mereka suka permainan dan suka mengoleksi barang, suka bergurau, suka melucu dan juga menggemaskan, bahkan saat bertingkah laku buruk. Dalam kasus diatas, bila Doni menjawab bahwa ia melakukannya karena iseng saja dan ia menikmati ekspresi wajah teman-temannya yang kesal karena diambil makanannya dan menurut dia, ekspresi teman-temannya itu lucu. Maka berarti Doni sedang berusaha memenuhi kebutuhannya akan kesenangan. Disarikan dari berbagai sumber Bapak Ibu Calon Guru Penggerak, Semua orang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Bila mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhannya dengan cara yang positif, mereka akan mencoba mendapatkannya dengan cara yang negatif. Seorang murid yang tidak begitu berhasil secara akademik mungkin kebutuhannya akan kekuasaan tidak terpenuhi di sekolah. Oleh karena itu, mungkin dia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan kekuasaannya, dengan mencoba mengatur orang lain di lapangan bermain, atau bahkan menyakiti mereka secara fisik. Sebagai guru, kita dapat melibatkannya dalam kegiatan yang memberi peluang murid tersebut membuat pencapaian yang berarti. Seorang yang tidak merasa diterima oleh teman-temannya, kebutuhannya akan cinta dan kasih sayang tidak terpenuhi, oleh karena itu dia mungkin akan memiliki satu teman dan memisahkan diri yang lain. Sebagai guru, kita bisa membangun hubungan yang bisa membangun kepercayaan dan keintiman dengan anak ini. Bagaimana Bapak Ibu, apakah sekarang sudah paham perbedaan dari kelima kebutuhan dasar? Coba pikirkan bagaimana selama ini Anda memenuhi kebutuhan dasar Anda. Isilah setiap bagian lingkaran dengan nama orang, benda atau apapun yang dapat memenuhi setiap kebutuhan dasar itu, dari cinta, penguasaan, kesenangan, atau kebebasan. Kebutuhan Anda terkait dengan kebutuhan dasar Diterima Disayang terpenuhi dengan...

1.4.a.3. Mulai dari diri - Budaya Positif

1.4.a.3. Mulai dari diri - Budaya Positif Setelah mempelajari modul 1.1, 1.2, dan 1.3, tentunya saat ini Anda sudah memahami bahwa sebagai pendidik, Anda diibaratkan sebagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur. Anda akan memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa, “…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937) Dari uraian tersebut, kita dapat memahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian, karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi. NOTES: MOHAMAD NUROKHUDIN Di modul ini saya berharap bahwa saya dapat menciptakan suasan lingkungan belajar, suasana pembelajaran, yang nyaman bagi murid, agar murid merasa tenang dan nyaman dan semangat dalam belajar di sekolah. Pembelajaran yang dilakukan akan dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila yang beriman bertaqwa dan berakhlak mulia, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri dan berkebhinekaan Globa Untuk memulai pembelajaran di modul budaya positif ini, marilah melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda? ANSWER: kegiatan-kegiatan sekolah yang menciptakan budaya positif berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis dan tanggung jawab. Sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan mengembangkan diri agar menjadi manusia yang berbudaya. Siswa membutuhkan perasaan yang nyaman dan bahaguia dimanapun mereka berada sesuai kodratnya. Oleh karena itu,siswa akan belajar dengan lebih baik ketika mereka memilih persepsi yang positif terhadap sekolahnya. Lingkungan pendidikan yang positif merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Dalam lingkungan pendidikan yang positif, hubungan yang sehat antara guru dan teman-temannya akan terjalin. Selanjutnya, Bagaimana Anda sendiri sebagai seorang pendidik dapat menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda selama ini? ANSWER: Menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah adalah Yang pertama dilakukan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan di sekolah.Yang paling utama berkolaborasi dengan murid yaitu dalam kegiatan pembelajaran harus berpihak pada murid, memahami karakteristik dari setiap murid karena kodrat alam dan kodrat jaman murid harus terpenuhi, semua murid adalah sama sehingga warga sekolah memiliki pandangan bahwa setiap individu memiliki keistimewaan dengan keunikannya masing-masing Selanjutnya, Apa hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid? ANSWER: Menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid sangat berhubungan erat, kareana Proses Pembelajaran yang berpihak pada murid dapat tercipta atau dapat dilaksanakan jika dalam suasana yang positif aman dan nyaman Selanjutnya, Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu dikembangkan? ANSWER: penerapan disiplin di sekolah sudah diterapkan, tinggal ditingkatkan lagi agar lebih menciptakan sesuatu yang konduksif aman dan nyaman, yang perlu di kembangkan pembelajaran berdiferensiasi antara mata pelajaran kejuruan di SMK dan mata pelajaran umum Selanjutnya Anda dapat melakukan refleksi terhadap bagaimana kita dapat menciptakan sebuah budaya positif, dengan melakukan serangkaian kegiatan di bawah ini: 1. Sediakan waktu khusus, pejamkan mata, dengarkan musik yang sesuai, kemudian bayangkan kelas impian Anda. Ingat kembali visi sekolah impian yang Anda tulis saat mempelajari modul 1.3. Bagaimana suasananya? Bagaimana sikap gurunya? Bagaimana tutur katanya? bagaimana ia bersikap kepada murid-muridnya? Bagaimana murid-muridnya, bagaimana mereka saling berinteraksi, terhadap Anda, sebagai guru dan terhadap teman-teman yang lain? 2. Untuk mewujudkan lingkungan yang positif, pikirkan bagaimana Anda dapat menghilangkan rasa takut agar semua murid dapat belajar dengan tenang dan nyaman. 3. Berikutnya renungkanlah pertanyaan ini: Bagaimana mewujudkan kelas impian tersebut? Apa yang diperlukan untuk mewujudkan kelas yang aman dan nyaman bagi semua warga kelas? ANSWER: cara mewujudkan kelas impian menurut saya dengan cara berkolaborasi dengan semua komponen yang ada di sekolah untuk menciptakan kelas yang aman dan nyaman bagi semua warga sekolah. Yang di perlukan untuk mewujudkan kelas yang nyaman aman bagi semua warga kelas adalah dengan cara: membuat kesepakat kelas, mematuhi kesepakatan tersebut, melaksanakan kesepakatan-kesepakatan tersebut dengan tanggung jawab, menggunakan model-model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan Setelah Anda melaksanakan refleksi terkait peran Anda dalam menciptakan budaya positif, isilah kolom harapan berikut ini: Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini? ANSWER: Sebagai seorang pendidik, saya berharap saya dapat menerapkan budaya positif bagi diri saya sendiri dan lingkungan dan dapat memberikan contoh teladan yang baik bagi murid – murid , saya juga berharap , saya dapat memberikan suasana pembelajaran yang nyaman , aman dan menyenangkan bagi murid dan semua komponen yang ada di sekolah Setelah Anda melaksanakan refleksi terkait peran Anda dalam menciptakan budaya positif, isilah kolom harapan berikut ini: Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini? Harapan saya setelah mempelajari modul ini adalah saya berharap saya dapat belajar dengan tenang,aman dan nyaman mereka dapat belajar sesuai kodrat tanpa adanya paksaan dari guru atau warga sekolah sehingga dapat terpenuhi kodrat alam dan kodrat jaman Selanjutnya, tuliskan Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini? Kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah : berpikir positif dan menciptakan suasana lingkungan belajar yang nyaman yang mendukung perkembangan diri anak. Materi dari modul ini adalah membudayakan berpikir positif. manfaat berpikir positif terhadap kegaitan pembelajaran di sekolah. Bagaimana cara menciptkan budaya berpikir positif, dan bagaimana menjalankan nilai - nilai positif dan berpikir positif kepada murid melalui aksi nyata