Selasa, 09 November 2021

MODUL 1.1.A. Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

Modul 1.1.a.3. Mulai Dari Diri - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki hajar Dewantara

1. Tulisan Reflektif Kritis

Ki Hadjar Dewantara menekankan agar Pendidikan itu memperhatikan Kodrat Alam yang ada dalam diri peserta didik. Oleh karena itulah Guru sebagai pendidik harus bisa memahami kondisi setiap siswanya karena dengan adanya pemahaman tersebut, guru bisa tau kebutuhan pengajaran apa yang dibutuhkan dalam memanusiakan siswa sebagai manusia.

Kondisi pendidikan di Indonesia pada umumnya dan dan yang diterapkan di sekolah kami pada khususnya sekarang semakin hilang dari nilai-nilai pendidikan yang diajarkan Kihajar Dewantara yang harusnya menjadikan peserta didik sebagai subjek di dalamnya adalah hasil dari diskontinuitas pemahaman pendidikan yang telah bergeser dari pendidikan ke pendiktean. Dimana sekarang peserta didik dipaksa untuk mengikuti sistem yang ada tanpa menghiraukan apa yang menjadi potensi dari peserta didik tersebut. Yang terjadi sekarang adalah semua murid di paksa untuk memenuhi standart yang sama mengenai pemahaman suatu pelajaran, bukan dituntun agar ia menyukai apa yang ia pelajari. dengan adanya program merdeka belajar dimana merdeka belajar memberikan sebuah kebebasan pada pendidik dan peserta didik untuk menjalakan proses belajar mengajar. Hal ini tidak terlepas dari tujuan Merdeka Belajar itu sendiri yang coba menciptakan iklim pendidikan yang lebih fleksibel sebagai upaya meningkatkan potensi yang ada pada diri peserta didik. Sementara dalam sudut pandang Ki Hajar Dewantara, beliau memandang pendidikan sebagai sebuah tuntunan yang menuntun anak didik menemukan potensi terbaiknya. Merdeka Belajar disini sedikit banyak adalah manifestasi rancangan pendidikan yang di gagas oleh Ki Hajar Dewantara. Karena dalam Merdeka Belaja memuat nilai-nilai penddikan yang humanis serta mengedepankan peserta didik sebagai subjek utama dalam pendidikan.


2.  Harapan dan ekspektasi 

Saya berharap saya dapat menerapkan dan mengimplementasikan pemikiran  Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan saat ini dan seterusnya dengan menyesuaikan kondisi zaman, karena sebagai seorang guru saya merasa abelum dapat sepenuhnya melaksanakan apa yang menjadi pemikiran KHD tersebut. Selama ini saya mengajar hanya sebatas memberikan materi dan menyelesaikan tuntutan target kurikulum Nasional dan Kurikulum satuan pendidikan.

Harapan yang ingin saya lihat pada anaka-anak didik saya atau siswa-siswa saya adalah anak-anak benar-benar dapat merasakan merdeka belajar, dapat mengaktualisasi diri mereka sendiri sesuai dengan perkembangan anak-anak tersebut dan sesuai dengan bakat minat dan motivasi anak tersebut, sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, guru hanya sebagai fasilitator untuk memfgasilitasi mereka memenuhi merdeka belajar.

kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah kegiatan-kegiatan atau materi-materi yang dapat mengantarkan guru dalam memahami semua karakteristik pendidikan yang diterapklan di tingkat satuan pendidikan masing-masing dengan menyesuaikan kondisi lingkungan, kondisi peserta didik, kondisi orang tua, dan semua yang berkaiotan erat dengan pendidikan di satuan pendidikan. harapannya agar semua guru dapat menjadi fasilitator pendidikan yaitu guru yang merdeka, peserta didik yang merdeka dengan menerapkan merdeka belajar.


1.1.a.5.2. Ruang Kolaborasi - Unggah Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD




Refleksi filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Tuesday, 19 October 2021, 1:30 PM

1.  Pengetahuan dan pengalaman baru tentang pemikiran Ki Hajar Dewatara bahwa Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan menjadi citra tersendiri bagi sejarah pendidikan di Indonesia. Konsep pendidikannya menampilkan kekhasan kultural Indonesia dan menekankan pentingnya pengolahan potensi-potensi peserta didik secara terintegratif. Konsep pendidikannya sangat kontekstual untuk kebutuhan generasi Indonesia pada masa dulu dan sekarang. Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara begitu berharga pada masa dulu, tetapi masa sekarang terasa nyaris di lupakan, hal ini terkait dengan upaya lembaga pendidikan yang terlalu terfokus hanya pada target kurikulum saja dan terfokus mengejar standar kompetensi dan bukan untuk membentuk manusia yang berkepribadian dan peka terhadap dunia di luar sekolah

2. Kekuatan saya sebagai seorang pendidik adalah mengembangkan potensi-potensi peserta didik, memfasilitasi pengetahuan kepada peserta didik Untuk mengungkapkan gagasan-gagasan peserta didik tentang suatu topik tertentu sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih peserta didik itu sendiri.

3.  Hal-hal yang perlu saya ubah dari diri yaitu Tujuan pembelajaran tidak terfokus pada materi dikelas tetapi mampu mengajak peserta didik lebih mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Mampu menjadi teladan, fasilitator dan motivator bagi peserta didik dengan baik (Menerapkan trilogi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara). Lebih menekankan pendidikan budi pekerti/ karakter dalam pembelajaran. Dengan menekankan kompetensi sikap yang baik dengan sendirinya membawa dampak yang baik untk kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

4. Perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah Bahwa Pendidik sebagai teladan harus mampu menunjukkan bahwa seorang pendidik adalah model yang ideal untuk ditiru oleh peserta didiknya dengan menerapkan semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo mangun karso Tut Wuri Handayani (di depan kita memberikan tauladan, di tengah kita memberikan motivasi, dan di belakang kita memberikan dorongan).

1.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya




OU blog



1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Koneksi Antar materi (Kesimpulan pemikiran Ki Hajar Dewantara)

by MOHAMAD NUROKHUDIN - 
Number of replies: 2

1. yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1  Bahwa murid memiliki karakteristik masing-masing sesuai tahapan perkembangannya, mereka memilimemiliki kemerdekaan berpikir dan kemerdekaan berkreasi sehingga mereka juga mempunyai potensi yang berbeda-beda. sehingga setelah mempe;lajari modul ini saya yakin bahwa dalam melakukan pembelajaran saya sebagai seorang pendidik saya harus memperhatikan karakteristik sesuai tahap-tahap perkembangan murid sehingga mereka mendapatkan kemerdekaan berpikir dan kreasi tanpa adanya interfensi atau paksaan dari pihak manapun. guru hanya sebagai fasilitattor perkembangan anak guru hanya sebagai jmotivator murid dalam mengembangkan ide - ide kreatif sehingga anak meraih kebahagiaan dalam setiap proses pembelajarannya.

2.  yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini adalah sekarang saya lharus lebih menggali dan terus menggali karakteristik dan potensi-potensi yang dimiliki murid dan lebih bersabar dan menghagari perbedaan perbedaan karakteristik, potensi-potensi dan ide-ide kreatif dari murid. sehingga saya lebih dekat dengan mereka dapat merasakan kebahagian bersama mereka dalam segala aktivitas pembelajaran.

3. yang bisa saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah 

a. Mendesaian dan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning dan menggunakan metode permainan yang menyenangkan sesuai dengan rtahap perkemvbangan anak

b. Memberikan pendidikan budi pekerti dengan melaksanakan pembiasaan dalam kegiatan keagamaan di sekolah maupun di rumah, dan menumbuhkan sikap sopan santun, disiplin, gotong royong dan kreatif pada siswa

c. Melakukan koordinasi dengan pihak kepala sekolah, guru dan Komite sekolah, orangtua siswa forum masyarakat peduli pendidikan, dan semua yang terlibat dalam dua pendidikan di sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa serta yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara


1.1.a.10. Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

Aksi Nyata

Desain Kerangka Filosofis “Merdeka Belajar” Sesuai Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Oleh: Mohamad Nurokhudin

CGP Angkatan IV Kab. Brebes

           Pemikiran  Ki Hajar Dewantara tentang konsep pendidikan sangat bermakna, salah satu konsep yang membuat saya tertarik adalah “merdeka belajar”. Perjalanan sebagai guru penggerak banyak menggugah hati dan menyadarkan kesalahan yang telah diperbuat dalam pembelajaran  setelah saat satu persatu pemahaman pemikiran Ki Hajar Dewantara dipelajari dalam program guru penggerak.

Aksi Nyata yang saya buat pada tahap satu ini tentang pembelajaran di kelas yang mengusung tema salah satu Profil Pelajar pancasila yaitu “Kreatif”. Saya akan menguraikan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran yang merdeka. Diawali dengan Mengambil Kertas Emoji yang menggambarkan perasaan mereka saat memasuki kelas. Ada emoji Bahagia, Sedih, Gembira, Jatuh Cinta, dan lain-lain dengan tujuan untuk identifikasi awal perasaan mereka sehingga guru dapat memahami perasaan mereka dan dapat mengambil tindakan secarta individu maupun secara klasikal. Sebelum memulai belajar saya memberikan ice breaking agar suasana pembelajaran lebih tenang dan menyenangkan. Tampak senyuman dan wajah ceria terpancar di raut wajah semua siswa. Ternyata mereka sangat suka dengan suasana yang ceria. Saya berikan sedikit gambaran tekologi digitalisasi dalam kehidupan, salah satunya tentang “Youtube” media youtube selain dapat membuka jendela dunia karna semua pengetahuan semua ada disitu juga dapat menghasilkan profit bagi mereka yang membuatnya dengan semakin banyak yang like dan subscribe. Setelah perasaan mereka terkondisikan barulah secara klasikal guru dan peserta didik membuat kontrak belajar atau kesepakatan sesuai dengan kondisi peserta didik pada saat itu.  Satu persatu siswa mengungkapkan kesepakatannya. Ini salah satu trik yang saya lakukan agar siswa merasa bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah mereka buat sendiri. Barulah saya memulai dengan apersepsi materi yang akan diberikan.

Materi tidak langsung saya ajarkan kepada peserta didik, namun saya hanya memberikan stimulus yang merangsang mereka untuk mengeksplorasi pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki mereka dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi matematika “Sistem Persamaan Linier Dua variable, dengan cara literasi digital, studi lapangan (Contectual) dan strategi-strategi lain sesuai kreativitas peserta didik. Saya memberikan stimulus kepada peserta didik untuk membuat video pendek tentang kasus-kasus atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika. Pembelajaranpun tidak saya lakukan di dalam kelas. Peserta didik melakukan pembelajaran dimanapun mereka merasa nyaman nyaman sesuai dengan komitmen yang telah disepakati. Secara otomatis peserta didik berkelompok sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama-sama.

Setelah peserta didik mengidentifikasi permasalahan-permasalah dalam kehidupan sehari-hari saya arahkan untuk mengaitkan permasalahan-permasalahan tersebut ke dalam bentuk matematika. Baik disadari atau tidak kreativitas peserta didik muncul dengan sendirinya. Ada yang melibatkan warga sekitar, ada yang melibatkan guru mata pelajaran lain, ada yang melibatkan kakak kelas sampai teman sejawat mereka untuk membuat video pendek tersebut. Setalah video yang mereka buat sudah jadi dengan kreativitas masing-masing semua peserta didik mengupload hasilnya ke Youtube dan teman-teman yang lain saling komentar, saling like, dan saling subscribe sehingga secara otomatis pembelajaranpun dilaksanakan melalui Canal Youtube. Dengan demikian Blender learning dapat terlaksana yaitu perpaduan pembelajaran luring dan daring dengan penekanan pada kreativitas peserta didik, sehingga profil pelajar pancasila “Kreatif” dapat dilaksanakan dengan baik sehingga merdeka belajar dapat terwujud.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar